Sri Mulyani: Rumah Tangga Miskin Habiskan Rp 246.382/Bulan untuk Rokok

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/12/2022). Rapat tersebut membahas mengenai kebijakan tarif cukai hasil tembakau tahun 2023.
Penulis: Agustiyanti
12/12/2022, 13.27 WIB

Laporan Atlas Tembakau Indonesia 2020 menunjukkan semakin miskin masyarakat maka konsumsi rokok semakin tinggi.  Ini terbukti dari konsumsi rokok laki-laki tertinggi berada pada kuintil kalangan terbawah dengan persentase 82%.

Konsumsi rokok tertinggi kedua berasal dari kalangan kuintil menengah bawah sebesar 77,1%. Kemudian disusul kuintil menengah sebesar 73,3% dan menengah atas 70,2%.

Sementara itu, konsumsi terendah berasal dari masyarakat terkaya. Konsumsi rokok masyarakat dari kuintil atas sebanyak 58,4%.

Rokok mempengaruhi tingkat kemiskinan karena bukan bahan makanan pokok, tetapi tingkat konsumsinya tinggi. Pasalnya, pengeluaran untuk rokok tersebut mengganggu pendapatan real masyarakat. Harga rokok memiliki kontribusi terhadap faktor kemiskinan 11.38% di pedesaan dan 12.22% di perkotaan.

Anak-anak dari orang tua perokok (perokok kronis) memiliki pertumbuhan berat badan secara rata-rata lebih rendah 1,5 kg dibandingkan dengan anak-anak dari orang tua bukan perokok. 

 

Halaman: