Mengapa Pemerintah Tak Turunkan Harga Pertalite Menyusul Pertamax?

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Pemerintah menaikkan harga Pertalite dan Solar pada September 2022.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/1/2023, 18.30 WIB

"Khususnya melihat pertumbuhan ekonomi masih menguat sehingga permintaan volume BBM ini akan sangat tinggi. Di sisi lain kita juga akan menjaga arah reformasi subsidi ini semakin tepat sasaran," kata Febrio.

Selain itu, menurut dia, harga komoditas, termasuk minyak di level global masih relatif tinggi sekalipun sudah mulai melandai.

PT Pertamina menyesuaikan harga BBM nonsubsidinya pada hari ini, Selasa (3/1). Harga Pertamax Series dan Dex Series turun Rp 1.150-2.150 per liter, dengan Dexlite turun paling besar. Langkah Pertamina untuk menurunkan harga BBM nonsubsidi seiring melandainya harga minyak mentah dunia. Sepanjang Desember 2022, harga minyak jenis Brent sempat turun hingga ke US$ 76,10 per barel.

Harga minyak mentah Brent yang berada di kisaran US$ 85 per barel saat ini jauh lebih rendah dari harga minyak pada awal pembentukan harga Pertamax Rp 13.900 per liter untuk wilayah Jawa-Bali pada Oktober 2022. Saat itu, harga minyak Brent berada di angka US$ 91,59 per barel.

Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa harga Pertalite dan Solar Pertamina masih jauh di bawah harga BBM sejenis yang ditawarkan oleh SPBU swasta. Hal ini terjadi karena pemerintah masih memberikan subsidi yang cukup besar untuk kedua jenis BBM itu.

"Contoh Solar, pemerintah jual Rp 6.800 per liter. Padahal kompetitor menjual lebih dari dua kali lipatnya, artinya yang disubsidi negara ini masih sangat besar, sekira Rp 6.500,” kata Nicke saat menggelar konferensi pers di SPBU Pertamina MT Haryono Jakarta pada Selasa (3/1).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said