Rupiah Ditutup Melemah Rp 15.270/US$ Imbas Data Inflasi Amerika

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Kurs rupiah melemah pada perdagangan hari ini.
Penulis: Agustiyanti
27/2/2023, 18.08 WIB

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,28% di level Rp 15.270 per dolar AS. Rupiah melemah pada perdagangan awal pekan ini terimbas rilis data inflasi yang dipantau bank sentral AS, The Federal Reserve mengindikasikan tekanan yang masih kuat.

Mengutip Bloomberg, depresiasi nilai tukar rupiah juga dialami mayoritas mata uang Asia lainnya hari ini.  Won Korea Selatan anjlok 1,43%, peso Filipina 0,98%, dan ringgit Malaysia 0,96%. Sementara itu, yen Jepang, dolar Hong Kong, dolar Singapura, serta yaun Cina menguat.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, pelemahan rupiah hari ini seiring penguatan dolar AS yang bertahan di level tinggi. Sentimen ini ditopang rilis data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Amerika Serikat pada Januari yang tinggi.

Inflasi inti PCE pada Januari, yang tidak menghitung kenaikan harga pangan dan energi, naik 0,6% secara bulanan dan 4,7% secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,5% dan 4,4%, serta di atas realisasi bulan sebelumnya baik secara bulanan maupun tahunan. Inflasi inti PCE ini merupakan komponen penting yang dipantau The Fed dalam menentukan arah kebijakannya.

"Data ini memberikan bank sentral lebih banyak dorongan untuk terus menaikkan suku bunga. Imbal hasil atau yield US treasury juga meningkat secara luas setelah pembacaan inflasi, yang menambah tekanan," kata Ibrahim dalam catatannya, Senin (27/2). 

Ibrahim menyebut pasar juga akan menantikan rilis indeks PMI Manufaktur Cina bulan Februari yang akan dirilis Rabu mendatang (1/3). Pasar memperkirakan data tersebut akan mendukung bukti pemulihan lebih lanjut pada perekonomian Cina.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 15.250 - Rp 15.320 per dolar AS pada perdagangan besok.

Reporter: Abdul Azis Said