Rupiah Anjlok Tembus 15.100/US$ Imbas Rilis Dua Data Ekonomi Amerika

ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja/wsj/foc.
Ilustrasi. Rupiah melemah hari ini setelah data tenaga kerja dan kinerja bisnis swasta di AS yang dirilis semalam menunjukkan perbaikan.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/7/2023, 09.59 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 67 poin ke level 15.123 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Hal ini dipicu oleh penguatan dolar AS terhadap mayoritas kurs regional seiring dua data terbaru ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan. 

Memgutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke arah 15.127 per dolar AS pada pukul 09.20 WIB, atau sudah terkoreksi 0,47% dari penutupan kemarin sore. 

Rupiah melemah paling dalam di Asia, setelah won Korea Selatan yang anjlok 0,58%.  Mata uang lainnya yang juga melemah, antara lain rupee India 0,35%, ringgit Malaysia 0,24% dan dolar Taiwan 0,22%. 

Rupiah melemah hari ini setelah data tenaga kerja dan kinerja bisnis swasta di AS yang dirilis semalam menunjukkan perbaikan. Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke arah 15.080-15.100, dengan potensi support di sekitar 15.030 per dolar AS.

Jumlah tenaga kerja sektor swasta AS meningkat 497 ribu pada bulan lalu. Penambahannya jauh di atas perkiraan pasar 220 ribu dan hampir dua kali dari bulan Mei sebesar 297 ribu. Penambahan tersebut terutama terjadi di sektor leisure dan hospitality.

Data PMI sektor jasa AS yang rilis semalam juga meningkat di atas ekspektasi pasar. Ini menunjukkan sektor usaha nonmanufaktur yang menyumbang dua pertiga perekonomian AS masih kuat. PMI sektor jasa bulan Juni tercatat 53,9 atau meningkat dari bulan sebelumnya 50,3 poin dan di atas proyeksi ekonom dari Reuters sebesar 51.

"Data ekonomi AS yang membaik ini mendukung ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS, The Fed sehingga mendukung penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Jumat (7/7).

Sementara dari dalam negeri, data cadangan devisa bulan Juni kemungkinan memengaruhi pergerakan rupiah. Ariston menyebut, pelemahan rupiah mungkin tidak akan terlalu dalam jika cadangan devisa Juni menunjukkan kenaikan

Senada, analis pasar uang Lukman Leong juga melihat rilis dua data ekonomi AS semalam menjadi biang kerok pelemahan rupiah. Ini karena data yang bagus tersebut memicu ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih tinggi lagi. Sentimen ini telah mendorong penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil atau yield US Treasury tenor dua tahun ke rekor tertingginya.

Lukman memperkirakan rupiah bergerak di rentang 15.000-15.150 per dolar AS.

Reporter: Abdul Azis Said