Sri Mulyani: Kinerja Ekonomi RI Jadi Cerita Sukses di Forum G20 India

Katadata - Arief Kamaludin
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembicara di IDE 2023. Sri Mulyani menceritakan pengalamannya di G20 India.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
20/7/2023, 15.37 WIB

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral bertemu di India selama beberapa hari awal pekan ini. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut negara-negara anggota menyambut positif kinerja pengelolaan APBN di Indonesia.

Defisit anggaran Indonesia sempat melebar menjadi 6,14% dari PDB pada tahun 2020 atau tahun awal pandemi Covid-19. Pelebaran defisit ini  terkarena saat itu negara butuh lebih banyak dana untuk membiayai Pandemi Covid-19, sedangkan penerimaan negara anjlok karena perekonomian lesu.

Pemerintah kemudian diperbolehkan memperlebar defisit anggaran di atas 3% PDB selama tiga tahun atau hingga tahun lalu sesuai UU 2 tahun 2020. Namun defisit sudah kembali ke bawah 3% lebih awal yakni tahun lalu dengan bisa menekan defisit ke 2,38%.

 "Ini merupakan konsolidasi fiskal terketat," kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Data and Economic Conference Katadata 2023 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (20/7).

Meski defisit anggaran ditekan lebih cepat, Sri Mulyani menyebut ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh kuat. Pertumbuhan ekonomi terus tumbuh di atas 5% selama enam kuartal beruntun. Level perekonomian Indonesia saat ini juga sudah di atas level sebelum Pandemi Covid-19.

Bukan hanya tumbuh di atas 5%, Indonesia kini juga kembali naik kelas menjadi kelompok negara berpenghasilan menengah atas setelah sebelumnua dua tahun turun ke level menengah bawah karena pukulan pandemi. 

Kinerja positif itu kemudian disampaikan Sri Mulyani dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di India pekan ini. "Mereka mengatakan, ini kabar yang baik bahwa sebuah negara tetap bisa menjaga kinerja ekonominya dengan baik, kita butuh cerita sukses seperti ini," kata Sri Mulyani.

Kinerja itu dinilai cukup sukses mengingat tantangan ekonomi global yang makin kompleks saat ini. Indonesia bisa menjaga kinerja fiskal dan perekonomian secara umum saat negara-negara terbebani oleh perang, krisis pangan dan energi.

"APBN semua negara juga berdarah-darah karena fiskalnya harus hadir di tengah masyarakat dan defisitinya besar, rasio utangnya tinggi. Jadi menteri keuangan G20, itu mukanya tidak ada yang gembira kalau ketemu," ujarnya.

Reporter: Abdul Azis Said

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.