Ekonom Prediksi Surplus Neraca Dagang Agustus Turun Jadi US$ 1,67 M

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nym.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus selama 39 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 dengan nilai sebesar US$ 1,31 miliar pada Juli 2023.
Penulis: Zahwa Madjid
14/9/2023, 13.44 WIB

Para ekonom memprediksi surplus neraca dagang pada Agustus tahun ini akan turun menjadi US$ 1,67 miliar. Penurunan surplus neraca dagang tersebut disebabkan oleh perlambatan ekspor sejumlah komoditas, seperti batu bara, gas, dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual memprediksi surplus neraca dagang akan mencapai US$ 1,67 miliar pada Agustus. Ia juga memperkirakan kinerja ekspor akan turun 19,17% secara tahunan (year-on-year) dan turun 5,89% secara bulanan (month to month). "Komoditas impor juga turun," kata David kepada Katadata.co.id, pada Kamis (14/9).

Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan data neraca dagang dan kinerja ekspor impor bulan Agustus, pada Jumat (15/9) pukul 09.00 WIB.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede pun menilai neraca dagang pada Agustus lalu akan tercatat surplus US$ 1,5 miliar. Ia memprediksi kinerja ekspor diperkirakan turun 21,83% yoy dan kinerja impor diperkirakan turun 8,45%yoy. 

Joshua melihat ekspor bulan Agustus didukung oleh kenaikan harga komoditas ekspor seperti batu bara yang naik sekitar 8,52% secara bulanan (mtm) meskipun harga CPO tercatat turun sekitar 2,01% mtm. 

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid