Badan Pusat Statistik (BPS) tengah mewaspadai potensi kenaikan inflasi pada bulan ramadan yang akan jatuh pada bulan Maret dan April 2024. Hal ini seiring dengan meningkatkan kebutuhan dan harga pangan saat ramadan.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyebut, secara data historis terjadi kenaikkan harga secara umum selama bulan ramadan. Kenaikan harga tersebut dapat memicu laju inflasi nasional.
Habibullah mengungkapkan, beberapa komoditas yang memberi andil terhadap inflasi secara umum. Di antaranya inflasi yang datang dari komoditas pangan.
“Seperti [kenaikan harga] daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging sapi, telur ayam ras, dan gula pasir,” ujar Habibullah dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (1/3).
Harga Gabah dan Beras Naik per Februari 2024
Di sisi lain, BPS pun mencatat harga gabah dan beras mengalami kenaikkan sepanjang Februari 2024. Kenaikkan harga terjadi baik secara bulanan maupun tahunan.
Tercatat harga gabah kering panen meningkat 4,86% secara bulanan (mom) dan 27,14% secara tahunan (yoy). Kemudian gabah kering giling meningkat 6,13% mom dan 33,48% yoy.
Sementara rata-rata harga beras di penggilingan meningkat 6,76% secara mom dan 24,65% yoy. Kemudian harga beras di tingkat grosir meningkat 5,96% secara mom dan 20,08% yoy, dan di tingkat eceran meningkat 5,28% secara mom dan 19,28% yoy.
Beras Penyumbang Inflasi RI
Dengan kenaikan tersebut, beras masih menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar dengan andil hingga 0,21% pada Februari 2024. Diikuti oleh cabai merah dengan andil 0,09%, telur ayam ras 0,04%, serta komoditas ayam ras 0,02%.
“Beras memberikan andil inflasi terbesar serta lebih besar dibandingkan periode sebelumnya,” ujar Habibullah.
Secara rinci, komoditas beras mencatatkan inflasi hingga 5,32% pada Februari 2024. Sementara secara umum, kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi sementara hanya 1 provinsi yang menunjukkan penurunan.
"Komoditas beras memberikan andil inflasi terbesar baik secara bulanan, year-to-date, maupun tahunan," ujarnya.