Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann menyampaikan bahwa dirinya akan berkunjung ke Indonesia pada akhir Mei 2024. Dia diagendakan bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam rangka peluncuran Peta Jalan Aksesi Indonesia.
Hal ini disampaikan Cormann saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Paris, Prancis, Kamis (2/5). Ini merupakan rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Organisation for Economic Co-operation and Development (PTM OECD).
Seperti diketahui, Indonesia telah menyampaikan intensi untuk keanggotaan OECD pada Juli 2023. Dalam waktu singkat yaitu pada Februari 2024, sebanyak 38 anggota OECD secara sepakat untuk memulai proses aksesi Indonesia di OECD.
Menurut Cormann, dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota OECD, maka akan meningkatkan nilai strategis bagi OECD.
"Sebagai negara dengan perekonomian terbesar dan satu-satunya anggota G20 di kawasan Asia Tenggara, tidak dapat dipungkiri jika Indonesia merupakan aktor signifikan dalam pemerintahan global," kata Corman dalam keterangan resmi, Kamis (2/5).
Menyerahkan Dokumen Aksesi OECD
Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama dan negara Asia ketiga yang akan menerima Peta Jalan Aksesi Indonesia pada Keanggotaan OECD. Setelah menjajaki sebagai mitra utama OECD sejak 2007, penyerahan peta jalan akan menandai kenaikan status sebagai negara aksesi.
Adapun proses awal aksesi berlangsung cepat sejak penyampaian surat minat sebagai anggota OECD pada Juli 2023. OECD kemudian sepakat membuka diskusi aksesi dengan Indonesia secara resmi pada Februari 2024 atau dalam waktu hanya tujuh bulan.
Sebagai Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Airlangga mengungkapkan bahwa proses koordinasi domestik serta komunikasi dengan negara mitra anggota OECD dan mitra internasional lainnya telah dilakukan secara intensif.
Hal ini untuk memastikan proses keanggotaan Indonesia berjalan cepat dan lancar. Sebagai quick wins, Indonesia akan memprioritaskan sektor-sektor yang selama ini telah mengadopsi standar dan kebijakan OECD untuk dapat terlebih dahulu diselesaikan.
Airlangga menyampaikan bahwa mayoritas anggota OECD adalah negara berpenghasilan tinggi dengan peringkat "sangat tinggi" dalam Indeks Pembangunan Manusia, dan dianggap sebagai negara maju.
Populasi kolektif mereka adalah 1,38 miliar orang dengan harapan hidup rata-rata 80 tahun dan usia rata-rata saat ini adalah 40 tahun, dibandingkan dengan rata-rata global yaitu 30 tahun.
Airlangga menyebut Indonesia sebagai negara berpenduduk muda (rata-rata 24 tahun) yang akan memiliki keunggulan jika tergabung dalam keanggotaan OECD.
Salah satunya label yang melekat sebagai klub negara berpenghasilan tinggi, negara-negara anggota OECD secara kolektif menguasai 80% perdagangan dan investasi dunia.
"Untuk meraih cita-cita menjadi negara maju pada 2045 sudah saatnya Indonesia menguatkan pengaruhnya sebagai pembuat kebijakan dunia," kata Airlangga.