Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11% secara tahunan (yoy) pada kuartal I 2024. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2023 sebesar 5,04% yoy.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh aktivitas ekonomi yang tetap kuat seperti konsumsi rumah tangga, momentum lebaran dan Pemilu 2024.
Menurut Amalia, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang utama Produk Domestik Bruto (PDB) dengan berkontribusi sebesasar 54,93% terhadap pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2024.
"Konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang utama PDB dari sisi pengeluaran," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/5).
Selanjutnya, pengeluaran pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua dengan porsi 29,31%. Diikuti ekspor yang menyumbang 21,37%, konsumsi pemerintah 6,25%, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) berkontribusi 1,43%.
“Dari sisi pertumbuhan, konsumsi LNPRT paling tinggi dibandingkan komponen lain yang didorong oleh kegiatan pemilihan umum dan momen ramadan,” ujar Amalia.
Sementara dari sisi produksi, industri pengolahan, konstruksi, pertambangan, penggalian serta perdagangan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2024.
"Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas produksi yang tetap kuat untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri," ujar Amalia.
Pada periode tersebut, Pulau Jawa masih berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia dengan porsi 57,70% walaupu mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 4,84% dibandingkan triwulan I 2023.
Ekonomi RI Terkontraksi Secara Triwulanan
Meski secara tahunan naik, tapi ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 0,83% dibandingkan triwulan I 2024. Lapangan usaha mengalami kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam seperti jasa pendidikan 10,34%.
"Kemudian diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,48% dan konstruksi sebesar 2,57%," kata Amalia.
Di sisi lain, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 4,19% diikuti jasa keuangan dan asuransi sebesar 2,25% pada kuartal I 2024.