Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11% secara tahunan (yoy) pada kuartal I 2024. Pengeluran konsumsi rumah tangga menjadi motor dan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 54,93% pada tiga bulan pertama 2024.
Adapun besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.288,3 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp 3.112,9 triliun.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar mengatakan, konsumsi rumah tangga meningkat 2,62% yoy pada triwulan I 2024. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama dari tahun lalu sebesar 2,43%.
“Konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang utama PDB dari sisi pengeluaran,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/5).
Selanjutnya, pengeluaran pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua dengan porsi 29,31%. Diikuti ekspor yang menyumbang 21,37%, konsumsi pemerintah 6,25%, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) berkontribusi 1,43%.
“Dari sisi pertumbuhan, konsumsi LNPRT paling tinggi dibandingkan komponen lain yang didorong oleh kegiatan pemilihan umum 2024 dan momen ramadan,” ujar Amalia.
Sementara dari sisi produksi, industri pengolahan, konstruksi, pertambangan, penggalian serta perdagangan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2024.
"Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas produksi yang tetap kuat untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri," ujar Amalia.
Kontribusi Pulau Jawa Terhadap Ekonomi RI
Amalia mengatakan, secara spasial pertumbuhan ekonomi tetap terjadi di seluruh wilayah meskipun dengan laju yang berbeda.
Pulau Jawa tercatat tumbuh 4,84% yoy pada kuartal I 2024. Diikuti dengan Pulau Sumatera 4,24%, Kalimantan 6,17%, Sulawesi 6,35%, Bali dan Nusa Tenggara 5,07%, serta Maluku dan Papua dengan pertumbuhan tertinggi 12,15%.
Dengan demikian, Pulau Jawa masih berkontribusi besar terhadap PDB yang mencapai pertumbuhan 57,7% yoy, diikuti Pulau Sumatera sebesar 21,85% yoy pada kuartal I 2024.
Amalia menyebut, Provinsi Papua mencetak pertumbuhan ekonomi paling tinggi sebesar 9,35% yoy, sedangkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai wilayah dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah 0,02% yoy.
“Secara spasial, tiga kelompok provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Maluku dan Papua, Sulawesi dan Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi di ketiga wilayah tersebut didorong oleh kegiatan pertambangan di industri logam dan pembangunan IKN," ujarnya.