Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi pemerintah meningkat 19,90% atau mendekati 20% secara tahunan (yoy) pada triwulan pertama 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh belanja Pemilu 2024, belanja pegawai hingga bansos.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar mengatakan, realisasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 3,31% dan triwulan keempat 2023 hanya tumbuh 0,27%.
“Kenaikan realisasi belanja barang terutama pada kegiatan pelaksanaan dan pengawasan Pemilu 2024, belanja pegawai dan belanja sosial,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/5).
Bahkan, kata Amalia, ini merupakan pertumbuhan konsumsi pemerintahan tertinggi sejak 2006 lalu.
"Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal kedua 2006 pernah tumbuh 28,77%, itu tertinggi. Kemudian tidak pernah lagi, kemudian tinggi lagi ini kuartal I 2024," ujar Amalia.
Ekonomi RI Tumbuh 5,11%
Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11% yoy pada kuartal I 2024. Pengeluran konsumsi rumah tangga menjadi motor dan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
BPS mencatat, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 54,93% pada tiga bulan pertama 2024.
Adapun besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.288,3 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp 3.112,9 triliun.
Amalia mengatakan, konsumsi rumah tangga meningkat 2,62% yoy pada triwulan I 2024. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama dari tahun lalu sebesar 2,43%.
“Konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang utama PDB dari sisi pengeluaran,” ujar Amalia.
Selanjutnya, pengeluaran pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua dengan porsi 29,31%. Diikuti ekspor yang menyumbang 21,37%, konsumsi pemerintah 6,25%, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) berkontribusi 1,43%.
“Dari sisi pertumbuhan, konsumsi LNPRT paling tinggi dibandingkan komponen lain yang didorong oleh kegiatan pemilihan umum 2024 dan momen ramadan,” ujar Amalia.
Sementara dari sisi produksi, industri pengolahan, konstruksi, pertambangan, penggalian serta perdagangan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2024.
"Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas produksi yang tetap kuat untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri," ujar Amalia.