Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan progres perkembangan keanggotaan Indonesia di Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Salah satunya terkait pertemuan Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Bogor, Selasa (28/05). Corman juga diagendakan kembali ke Indonesia pada akhir 2024 untuk peluncuran survei ekonomi Indonesia.
Dalam pertemuan di Istana Bogor, Airlangga turut mendampingi Jokowi. Dia mengungkapkan, bahwa pertemuan keduanya terkait dengan proses aksesi Indonesia, yang pertama pada Agustus 2023.
"Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memberikan informasi terkini mengenai proses aksesi dan langkah-langkah yang perlu diambil oleh pemerintah Indonesia,” kata Airlangga dalam keterangan resmi, Selasa (28/5).
Dia juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi anggota OECD dalam waktu tiga tahun mendatang. Untuk itu, pemerintah akan membentuk Project Management Office (PMO) untuk mendukung tim nasional.
Selain itu, pihaknya juga akan terus mendorong aksesi OECD agar terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Airlangga menyebut terdapat sejumlah pembelajaran dari beberapa negara anggota baru OECD yang mampu mencapai kinerja ekonomi lebih baik, mulai dari Kosta Rika yang mampu menurunkan defisit anggaran menjadi 5% dari PDB tahun 2021.
Kemudian Kolombia yang mengurangi suap asing dengan menerapkan Konvensi Anti-Suap OECD, serta Lituania dan Chili yang mampu menyelesaikan masa aksesi dalam kurun waktu tiga tahun.
Adapun terkait dengan proses aksesi saat ini, Indonesia juga mendapat dukungan teknis dan non-teknis dari sejumlah negara sahabat anggota OECD. Komitmen dukungan berupa capacity building, pendanaan, hingga komunikasi diberikan oleh Australia, Belanda dan negara lain.
Selain itu, Jepang secara spesifik juga memberikan bantuan teknis melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
Setelah tahapan adopsi peta jalan OECD rampung, langkah selanjutnya terkait proses self-assesment, serta penyusunan memorandum awal yang rencananya diselesaikan dalam waktu 250 hari ke depan.
“OECD akan membantu pengembangan ekosistem semikonduktor dan mereka juga akan belajar bagaimana ASEAN telah menjalankan proses roadmap digital, Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dan itu juga menjadi proses pembelajaran di OECD,” kata dia.