Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8%, Sri Mulyani Beberkan Strateginya

Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/tom.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kejaksaan 2025 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Rakernas Kejaksaan RI 2025 bertema Asta Cita sebagai Penguatan Transformasi Kejaksaan yang Berkeadilan, Humanis, Akuntabel dan Modern itu menjadi forum strategis untuk menyelaraskan arah kebijakan sesuai dengan visi dan misi kejaksaan periode 2025-2029.
30/1/2025, 14.52 WIB

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% dalam lima tahun ke depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa target tersebut memerlukan kebijakan struktural dan transformasi ekonomi yang signifikan.

"Itu membutuhkan sebuah kebijakan struktural dan transformasi ekonomi yang sangat-sangat penting," ujar Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025, Kamis (30/1).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan struktural harus mencakup investasi di bidang sumber daya manusia (SDM), khususnya dalam sektor pendidikan dan kesehatan, termasuk peningkatan gizi yang baik.

Selain itu, reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi juga menjadi bagian penting dalam transformasi ekonomi. Menurutnya, perubahan dalam sektor hilirisasi industri juga harus didorong agar dapat menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi, efisien, dan kompetitif.

Pemberdayaan UMKM sebagai Kunci Pertumbuhan

Sri Mulyani menekankan bahwa pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya tinggi, tetapi juga inklusif dan berkualitas.

"Transformasi ekonomi harus mendukung seluruh sektor, termasuk UMKM, agar pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan merata," ujarnya.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, strategi fiskal yang berkelanjutan menjadi kunci utama. Sri Mulyani menyebutkan bahwa kebijakan ini harus menjaga keseimbangan ekonomi, terutama bagi pelaku usaha menengah dan kecil.

"Kita harus mampu menjaga kesehatan perekonomian, khususnya bagi sektor manufaktur, perdagangan, dan konstruksi," ungkapnya.

Strategi fiskal ini melibatkan optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui belanja negara, insentif perpajakan, dan kebijakan pembiayaan. Selain itu, pengelolaan risiko ekonomi juga harus diperkuat demi kesejahteraan masyarakat.

"Presiden Prabowo menghendaki target pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu 8%. Selama ini kita menjaga keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi produksi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa menimbulkan inflasi adalah sebuah prestasi," ujar Sri Mulyani.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Rahayu Subekti