Virus Corona Tekan Ekonomi Tiongkok, Dunia Waspadai Perlambatan Global

123RF.com/Sergey Nivens
Dampak virus corona Wuhan diprediksi akan menekan perekonomian Tiongkok dan memicu perlambatan ekonomi global.
Penulis: Sorta Tobing
5/2/2020, 06.00 WIB

Dari grafik Databoks di bawah ini, terlihat kecepatan virus 2019-nCoV dalam menginfeksi manusia sangat tinggi. Namun, tingkat kematiannya terendah dibandingkan penyakit akibat virus corona lainnya, seperti SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Virus corona Wuhan membunuh satu per 50 orang yang terinfeksi. Sementara SARS perbandingannya  1 banding 10 orang. Lalu, MERS memiliki tingkat kematian tertinggi, yaitu 17 per 50 orang yang terinfeksi.

Langkah Pemerintah Indonesia Hadapi Virus Corona

Pemerintah mulai mewaspadai gejala perlambatan ekonomi global. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sektor yang akan terdampak salah satunya adalah pariwisata. Per hari ini, Rabu (5/2), pukul 00.00 WIB, Indonesia menutup penerbangan dari dan ke Tiongkok.

Padahal, jumlah wisman dari negara itu yang datang ke Tanah Air berada di posisi kedua terbesar setelah Malaysia. Badan Pusat Statistik atau BPS menghitung ada sekitar 160 ribu wisman Cina pada Oktober 2019. “Pasti terkait industri pariwisata, penerbangan. Semua orang membatalkan perjalanan,” kata Airlangga pada Senin lalu.

Sektor industri pun akan terkena dampak virus corona. Pasalnya, beberapa industri dalam negeri menerima pasokan bahan baku dari Negeri Panda.

(Baca: Gapki: Ekspor Minyak Sawit ke Tiongkok Bisa Turun Karena Virus Corona)

Nilai ekspor domestik kemungkinan besar akan merosot. Sepanjang Januari-November 2019, Indonesia mengekspor komoditas ke Tiongkok senilai US$ 25,4 miliar. Angka ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya di US$ 27,1 miliar. Komoditas ekspor utamanya adalah batu bara, minyak bumi, minyak kelapa sawit, besi, baja, tembaga, nikel, dan bubur kayu.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan wabah yang sudah menjadi pandemik tersebut akan mengganggu investasi domestik. Tiongkok saat ini merupakan investor terbesar ketiga setelah Singapura dan Jepang.

Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, pemerintah akan menghentikan sementara impor hewan hidup dari Tiongkok. Produk yang sudah dikirim ke Indonesia akan dikembalikan.

(Baca: Jokowi Minta Kebesaran Hati Warga Natuna Jadi Lokasi Karantina WNI)

Tiongkok merupakan salah satu importir hewan hidup terbesar Indonesia. Nilai impornya mencapai US$ 348 ribu pada 2018. Angka itu di atas Bahrain, Italia, dan Malaysia dalam peringkat sepuluh besar.

Pemerintah tidak akan menyetop impor barang lainnya dari negara itu. Produk holtikulutra, seperti bawang putih dan buah-buahan, masih dapat masuk ke Indonesia.

Kemarin, Presiden Joko Widodo meminta para menteri untuk menghitung dengan cermat dampak pandemik virus corona Wuhan. “Perlu dikalkulasi secara cermat dampaknya ke sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata,” kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi memerintahkan jajarannya untuk memanfaatkan peluang ekspor yang sedang ditinggalkan sementara oleh Tiongkok. Sektor industri bisa menggenjot produksi berbagai barang yang selama ini diimpor dari negara itu.

(Baca: Kominfo Temukan 25 Hoaks tentang Virus Corona)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu, Tri Kurnia Yunianto