Di Balik Wacana Perpanjang Diskon PPnBM Mobil Baru hingga Tahun Depan

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Pengunjung menaiki mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Presiden Joko Widodo menyatakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) telah membuat angka pesanan pembelian atau "purchase order" mobil hingga pertengahan April 2021 melonjak hingga 190 persen.
Penulis: Pingit Aria
26/5/2021, 07.00 WIB
  • Pada tahap awal, PPnBM 0% berhasil mendongkrak penjualan mobil hingga melampaui angka sebelum pandemi.
  • Diskon PPnBM yang berlaku saat ini akan dikurangi secara bertahap hingga habis pada akhir tahun ini.
  • Wacana pemerintah perpanjang diskon PPnBM mobil baru disambut oleh pengusaha.

Kementerian Perindustrian menggulirkan wacana untuk memperpanjang masa berlaku kebijakan diskon PPnBM (Pajak Pembelian atas Barang Mewah) mobil baru hingga tahun depan. Kebijakan ini terbukti ampuh mendongkrak penjualan mobil.

“Rencananya begitu. Kami siapkan analisanya,” ujar Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Sony Sulaksono, Selasa (25/5).

Relaksasi pajak berupa diskon PPnBM untuk pembelian mobil baru dimulai pada 1 Maret 2021 untuk kendaraan penumpang berkapasitas hingga 1.500cc dengan kandungan lokal 70%.

Potongan pajaknya diberikan bertahap dari 100% pada periode Maret-Mei, kemudian dikurangi menjadi 50% pada Juni-Agustus, dan terakhir tinggal 25% pada Oktober-Desember 2021.

Mulai 1 April 2021, kebijakan itu diperluas hingga mencakup mobil dengan kapasitas mesin hingga 2.500cc dengan kandungan lokal 60%. Namun, untuk mobil jenis ini potongan pajaknya lebih rendah, yakni 50% pada April-Agustus dan 25% pada Oktober-Desember.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang sempat menentang kebijakan ini pun mengakui bahwa insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang ditanggung pemerintah berhasil membuat produksi dan penjualan mobil melesat.

Hingga April 2021 tingkat produksi kendaraan bermotor tumbuh hingga 322% secara tahunan (YoY). Para produsen otomotif telah mengantisipasi tingginya permintaan kendaraan akibat diskon PPnBM selama tahun 2021. "Lebih tiga kali lipatnya produksinya naik," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (25/5).

Tak hanya di bagian hulu, insentif PPnBM ini membuat penjualan retail mobil pada April 2021 melonjak 227% bila dibandingkan tahun sebelumnya, saat pandemi Covid-19 baru masuk dan pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2021, penjualan mobil pada bulan lalu hanya naik sekitar 23% dari 73 ribu unit menjadi 90 ribu unit.

Bagaimanapun, usulan Kementerian Perindustrian untuk memperpanjang masa berlaku kebijakan diskon PPnBM mobil baru belum diajukan ke Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Di sisi lain, Kementerian Keuangan harus menggenjot penerimaan pajak, setelah tahun lalu merosot akibat pandemi Covid-19. Simak Databoks berikut: 

Yang pasti, wacana memperpanjang diskon PPnBM telah meniupkan angin segar bagi industri otomotif. Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) mengatakan, pabrikannya siap untuk terus memaksimalkan produksi. “Pemerintah pasti akan memberikan yang terbaik untuk percepatan pemulihan ekonomi melalui sektor industri otomotif,” kata dia.

Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmy mengatakan, rencana tersebut menjadi dukungan yang sangat baik untuk industri otomotif nasional. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk tingkatkan produksi agar lebih baik dari sebelumnya,” kata Anton kepada Katadata, Selasa (25/5).

Dampak Diskon PPnBM

Insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil dengan kubikasi di atas 1.500 cc hingga 2.500 cc diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.010/2021. Melalui perluasan tersebut, kini ada 29 tipe mobil yang bisa memanfaatkan diskon PPnBM dari awalnya hanya 21 tipe.

Varian kendaraan tersebut diproduksi enam perusahaan industri otomotif di tanah air, yakni PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Astra Daihatsu Motor, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, PT Honda Prospect Motor, PT Suzuki Motor Indonesia, dan PT SGMW Motor Indonesia.

Tipe-tipe kendaraan bermotor yang mendapatkan fasilitas disebutkan dalam Keputusan Menteri Perindustrian (Kepmenperin) Nomor 839 Tahun 2021. Berikut 29 jenis dan model mobil yang berhak mendapatkan insentif PPnBM beserta tingkat komponen lokalnya menurut Kementerian Perindustrian:

Toyota: Avanza (78,9%), Rush (74,8%), Raize (70%), Yaris (74,4%), Vios (74,4%), Sienta (72,9%), Innova 2.0 (83%), Innova 2.4 (70%), Fortuner 2.4 - 4x2 (70%), Fortuner 2.4 - 4x4 (70%)

Astra Daihatsu Motor: Xenia (79,2%), Grand Max (77,1%), Luxio (77,1%), Terios (75,2%), Rocky (70%)

Mitsubishi dan Nissan: Xpander (80%), Xpander Cross (80%), Livina (80%)

Honda: Brio RS (78%), Mobilio (75%), BR-V (76%), CRV 1.5T (62%), HR-V 1.5L (70%), HR-V 1.8L (84%), CRV 2.0 CVT (62%), City Hatchback (70%)

Suzuki: New Ertiga (70.5%), XL-7 (71,5%)

Wuling: Confero (70,5%)

Simak Databoks berikut: 

Relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru tertentu terbukti ampuh mendongkrak industri otomotif. Pada Maret 2021 lalu, penjualan mobil telah menyamai angka sebelum pandemi Covid-19.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil wholesales dari pabrik ke dealer Maret 2021 mencapai 84.910 unit, naik 72,57% dibandingkan Februari yang hanya 49.202 unit. 

Sementara itu, penjualan retail dari dealer ke konsumen pada bulan lalu tercatat sebanyak 77.511 unit. Angka ini naik  65,1% jika dibandingkan dengan penjualan Februari 2021, yakni 46.943 unit. 

Tak hanya secara bulanan, PPnBM 0% yang digulirkan pemerintah juga berhasil mendorong penjualan mobil secara tahunan. Gaikindo mencatat, wholesales pada Maret 2021 tumbuh 10,5%, sedangkan penjualan retail naik 28,2% dibandingkan Maret 2020.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 yang oleh pemerintah direspons dengan pembatasan mobilitas masyarakat membuat penjualan mobil merosot.

Sepanjang 2020 saja, penjualan wholesales mobil di Indonesia hanya mencapai 532.027 unit, merosot 48,5% dibanding 2019 yang mencapai 1.032.907 unit. Jika dirata-rata, penjualan mobil pada 2019 atau sebelum pandemi sekitar 83 ribu unit per bulan, angka yang sudah dicapai pada Maret 2021 dengan adanya relaksasi PPnBM.

Bagaimana dengan April? Memasuki Ramadan, saat masyarakat mulai mempersiapkan perjalanan mudiknya (meski kemudian dilarang), penjualan mobil kembali naik.

Data Gaikindo, penjualan mobil dari dealer ke konsumen mencapai 79.499 unit. Jumlah tersebut naik 1.984 unit atau 2,56% dibandingkan Maret. Sementara jika dibandingkan tahun lalu, penjualan retail pada April 2021 naik 227,48%.

Tak hanya berdampak signifikan terhadap penjualan mobil, diskon PPnBM juga secara tidak langsung turut membangkitkan optimisme pelaku industri. Pada Maret 2021, sektor manufaktur yang semakin ekspansif.

Hal ini terlihat dari indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,2 pada Maret 2021 dan 54,6 pada April 2021. “Ini merupakan rekor tinggi baru selama dua bulan berturut-turut,” demikian dikutip dari laporan IHS Markit.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi