Peta investasi hulu migas di Indonesia telah berubah. Alhasil, banyak perusahaan migas asing yang memutuskan untuk angkat kaki dari tanah air.
Baru-baru ini ConocoPhillips Indonesia dilaporkan menjual seluruh asetnya kepada PT Medco Energi Internasional. Perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat itu bakal menggunakan hasil dari penjualan asetnya untuk tambahan kepemilikan saham di Australia.
Sebelumnya, Chevron Indonesia mengumumkan tak lagi memperpanjang kontraknya di Blok Rokan karena wilayah itu dinilai sudah tidak ekonomis. Pasalnya, laju produksi di Blok Rokan diketahui terus menurun dari tahun ke tahun.
Begitu pula dengan Royal Dutch Shell yang hengkang dari Indonesia karena menganggap berinvestasi di negara lain lebih menguntungkan. Seperti Malaysia yang membuat kebijakan fiskal dengan tidak memberikan bonus tanda tangan kepada kontraktor dan memberikan split kepada kontraktor hingga 80 persen.
Berbeda halnya dengan Total E& P Indonésie yang berhenti berinvestasi di tanah air karena pemerintah tidak memperpanjang kontrak perusahaan di Blok Mahakam sehingga diambil alih oleh PT Pertamina (Persero). Sementara, Talisman Energy terpaksa hengkang dari Indonesia karena sahamnya dijual ke perusahaan asal Spanyol, Repsol SA.