Memahami Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek

ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Pekerja membuat kue keranjang di industri kue keranjang rumahan "Nyonya Seneng" Tukangan, DI Yogyakarta, Selasa (21/1/2020). Pengrajin mengaku kue keranjang yang diproduksi untuk memenuhi pesanan dari warga keturunan Tionghoa di sejumlah daerah di Pulau Jawa menjelang Imlek itu dipatok dengan harga Rp40.000 per kilogram.
Penulis: Tifani
Editor: Intan
10/1/2023, 12.11 WIB

Untuk orang tua, Kue Keranjang melambangkan keinginan untuk panjang umur. Bagi kaum muda, mencerminkan keinginan untuk promosi dan penghasilan tinggi. Kue Keranjang mengungkapkan keinginan untuk tumbuh dewasa dengan baik.

Kue keranjang merupakan harapan agar kehidupan selalu beruntung sepanjang tahun.  Makna kue keranjang saat Imlek dianggap mendatangkan sebuah keberuntungan. Tekstur kue yang lengket juga melambangkan kerekatan dalam keluarga.

Saat Tahun Baru Imlek, keluarga akan berkumpul bersama merayakannya. Kehadiran Kue keranjang melambangkan agar keluarga yang merayakan Imlek dapat terus bersatu, rukun dan bertekad bulat menghadapi tahun baru.

Sejarah Kue Keranjang

Di Cina, sejarah kue keranjang sangat memiliki kisah yang panjang atau lebih dari 2.000 tahun lalu. Pada masa Dinasti Zhou (abad 11-256 SM), konon orang Cina mulai mengenal konsep "tahun".

Mereka mulai membuat Kue Keranjang sebagai bentuk pengorbanan pada Tuhan dan leluhur. Sementara itu, Kue Keranjang masuk dan dikenal pada tahun 400-an.

Kue keranjang lantas menjadi hantaran wajib di klenteng. Ketika pelaut Cina mendarat, mereka akan mendirikan klenteng kecil untuk ucapan syukur pada Dewa Bumi.

Legenda Kue Keranjang

Produksi kue keranjang di Yogyakarta (ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH)

Ada beberapa cerita legenda mengenai makna ke keranjang dalam perayaan Imlek. Masyarakat Tionghoa percaya legenda kue Keranjang telah dibuat sebagai persembahan licik kepada Dewa Dapur, yang diyakini bersemayam di setiap rumah. Pada akhir setiap tahun, cerita rakyat mengatakan, Dewa Dapur membuat "laporan tahunan" kepada Kaisar Giok sang Kaisar Langit.

Untuk mencegahnya menjelek-jelekkan rumah mereka, orang-orang menawarkan Kue Keranjang yang lengket untuk menutup mulut Dewa Dapur. Nian gao dipercaya membantu menjaga bibir Dewa Dapur agar tidak memberikan laporan negatif tentang keluarga kepada Kaisar Giok sebelum tahun baru.

Oleh karena itu, Kue Keranjang disiapkan untuk persembahan sebelum Tahun Baru Imlek. Orang-orang juga mempersembahkan Kue Keranjang kepada Dewa Dapur untuk berdoa memohon keberuntungan di tahun mendatang.

Kisah lain tentang asal usul Kue Keranjang melibatkan monster pemakan manusia. Melansir South China Morning Post, dikisahkan dulu ada monster bernama Nian.

Ia berburu binatang secara normal, kecuali di musim dingin ketika kebanyakan hewan berlindung di gua. Di musim dingin, Nian akan beralih memburu orang.

Oleh karena itu, suku bernama Gao akan menyiapkan banyak kue beras dan menyajikannya untuk monster itu, untuk menyelamatkan orang-orang. Praktik membuat kue beras tetap ada, dan menjadi tradisi tahun baru.

Halaman: