Kumpulan Puisi Senja yang Indah dan Penuh Makna

Unsplash
Ilustrasi, senja.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Safrezi
16/1/2024, 16.49 WIB

Senja merupakan fenomena alam dimana matahari mulai terbenam. Langit merona jingga dengan keadaan yang mulai menggelap. Artinya, makan akan segera tiba.

Senja juga akrab dengan sebutan sunset dengan definisi yang kurang lebih sama. Kita dapat menyaksikan pemandangan indah di langit yang berwarna merah muda, oren, hingga akhirnya sore berubah menjadi malam.

Senja sering digunakan dalam konteks sastra, terutama puisi, karena senja sering dianggap sebagai waktu yang romantis, introspektif, dan penuh dengan kesedihan atau keindahan yang melankolis. Termasuk suasana romantis, syahdu, bahkan kesedihan.

Terkait dengan itu, kali ini kami ingin memberikan kumpulan puisi senja yang dirangkum dari berbagai sumber. Berikut lengkapnya.

Kumpulan Puisi Senja

Puisi Senja (Unsplash)

Berikut kumpulan puisi senja.

1. Aku dan Senja (Karya: Yunita Malistiani)

Aku adalah senja
Bagai memberi bahagia
Selalu memberi cinta
Dan seolah memupuk asa

Pun senja adalah aku
Hadir antara perbedaan
Seolah memberi peringatan
Tiba waktu pergantian

Di penghujung September kering ini
Senja selalu cerah
Senja memberi cinta
Tapi tak bisa memupuk asa

Semburatnya nan jingga
Berkelumat dengan hitam
Membaur dengan gelap
Lenyap bersama kapan

Hadir dengan tangisan langit
Bersua dengan ribut
Bertanya pada senja
Engkau kenapa?

Jingga yang menua
Pada titik temu pergantian
Memberi satu suara
Aku sudah lengah.

2. Senja Hati yang Terluka

Senja semakin lama semakin ingin meninggalkan
Cahaya jingga yang sangat cerah mulai menghilang
Kini berganti dengan awan hitam yang gelap disertai suasana yang mencengkam

Semua perubahan itu membuatku larut dalam lamunan
Memikirkan hal yang tak seharusnya ku pikirkan
Akhirnya air mata mengalir di pipi
Ku usap air mata dan aku kembali bangkit untuk mengobati luka hati.

3. Senja di Pelabuhan

Deru ombak yang menghantam bebatuan
Suara bisikan angin yang memecahkan suasana pilu
Terlebih lagi ada cahaya indah di hadapanku
Ya, itu yang dinamakan dengan senja

Senja sangatlah hebat karena mampu menghilangkan rasa gundah di hati
Aku tidak lagi merasa sepi dan terpuruk dalam kesedihan
Senja sore ini berhasil membuatku tersenyum
Menghangatkan suasana layaknya berada di dalam pelukan.

4. Hanya Angin Lalu (Karya: Siti Nurlaela Sari)

Semburat jingga terbias di langit barat
Matahari seolah melambai sebelum tenggelam
Malam tiba tanpa perlu sepucuk surat
Tanpa harus berteriak jua ke seluruh alam.
Angin bertiup menerpa rambutku
Dedaunan lunglai terbawa angin
Menerbangkan puing-puing asa
Berharap kenangan ikut terbang jua

Namun,
Sia-sia saja
Tak ada yang kuat menerbangkan rasa ini
Tak ada yang bisa hilangkan kenangan ini
Mata cokelatmu yang terbias mentari
Bibir tipismu melengkung tanpa henti
Harum tubuhmu berbaur lembabnya bumi
Kehangatan yang kukenang hingga kini.

Sayang,
Senja tak lagi indah tanpa hadirnya kamu
Sore tak lagi hangat tanpa pelukmu
Yang ada hanyalah rasa tuk menyendu
Kini, hanya sepi yang kunikmati
Waktu senja untuk menyendiri
Dan kenangan akan hadirnya kamu
Kuanggap hanya angin lalu Sukabumi.

5. Senja Minta

Masih disimpan lipatan kangen dalam almari kayu
Lagi ku sebutkan nama-Mu pada sepertiga malam
Dalam perhitungan satu-persatu
Sampai tiga puluh 3x hembusan napasku

Lagi kurayu kasih-Mu
Kuburu tapak jejak bayang-Mu antara kain beludru
Beberapa ratus aksara berhambur menjelma doa
Melangit jatuh pada tangan-Mu

Pintaku wahai pemilik jiwa
Hamba pengin berpulang
Waktu senja tidak akan petang
Di waktu malam tidak akan terbuang.

Kumpulan Puisi Senja

Penumpang abadikan Sunset dari Kapal Sangiang (ANTARA FOTO/Andri Saputra.)
 

6. Menjingga Bersamamu (Karya: Siti Nurlaela Sari)

Ada kata yang sulit terucap
Ada bibir yang enggan bicara
Ada rasa yang enggan tuk diam
Ada rindu yang terus menguat

Semua itu karena kamu
Karena kamu yang kurindu
Karena kamu yang kucinta
Karena kamu rasa itu ada

Kau tahu,
Senja itu seperti kamu
Tak pernah bisa tercapai dengan jemariku
Tak bisa teraih oleh jutaan rindu

Terkadang,
Aku ingin seperti angin
Yang membawa puing kenangan
Yang membawa sejuta asa.

Aku ingin menjadi sejuta cahaya
Yang bisa membiaskan keindahanmu
Yang menjingga di langit sore
Yang bersinar layaknya senja

Tentu saja tak bisa
Aku hanyalah aku
Yang hanya punya kenangan biasa
Yang kebetulan ada kamu di dalamnya

7. Keindahan Senja

Sinar mentari senja indah merona
Dari barat hari mulai menutup diri
Mata memandang jauh indahnya merasuk
Keindahan alami senja menawan hati
Sang surya siap-siap untuk terbenam
Jemput mesra ketenangan malam
Meneguk sinar dalam-dalam
Memperbaiki keelokan malam
Langit senja cantik menguning
Perpaduan warna yang indah harmonis
Dengan awan tipis yang melintasi
Coretan lukisan terindah sepanjang masa.

8. Menunggumu dalam Senja (Karya: Liontin)

Sepi
Tertembak amunisi waktu
Menembus otak

Iblisku!
Jarahilah jarak yang menjarak
Makin meradang kaku
Beku membiru

Iblisku!
Cepatlah hancurkan pemisah itu
Cepatlah tiba bangsat
Kusedang sekarat

Berat!
Mencintaimu haruskah melara hebat
Sungguh merindumu laknat
Melarilah cepat

Merapat!
Mendoa dalam empat rakaat

9. Senja

Aku tak tahan melihat senja
Ku tutup pintu dan jendela agar tidak melihatnya lagi
Tempat paling baik menjauhi senja yaitu di dalam kereta atau di dalam kapal terbang
Tidurlah di kendaraan itu agar senja lekas lewat
Mengapa aku tak suka senja?
Sebab senja mengingatkanku pada sebuah perpisahan
Mengingatkanku pada sebuah keraguan antara hadir dan kemusnahan
Mengapa senja harus datang?
Senja hanya membuat air mata menetes hingga menjadi deras
Senja hanya membawaku larut dalam kesedihan.

Itulah kumpulan puisi senja yang dikarang oleh berbagai seniman. Dari puisi di atas, senja memiliki makna tak terbatas dan ditentukan oleh bagaimana manusia memandangnya.

Sumber: seuntai puisi dan lain-lain.