EDISI KHUSUS | Jelajah Jalan Raya Pos

Wisata Taman Nasional Alas Purwo yang Asri dan Sejuk

www.indonesia.travel
Pemandangan alam dan binatang di Taman Nasional Alas Purwo
Editor: Redaksi
1/9/2021, 06.30 WIB

Banyuwangi memiliki potensi wisata yang beragam. Pada tahun 2016 wisatawan domestik yang mengunjungi Kabupaten Banyuwangi sejumlah 4.022.449 orang dan di tahun 2019 jumlah wisatawan domestik yang mengunjungi Kabupaten Banyuwangi menjadi 5.307.054 orang menurut situs web Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Tak hanya menarik wisatawan lokal, keindahan Banyuwangi juga terkenal hingga internasional. Terbukti dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2016 sebanyak 77.139 orang, meningkat signifikan menjadi 101.622 orang di tahun 2019.

Terdapat sebuah taman nasional yang terkenal di Banyuwangi, yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Taman nasional tersebut terletak di sisi selatan Banyuwangi, tepatnya di Kecamatan Tegaldlimo.

Menurut situs web Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kawasan Alas Purwo semula berstatus Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 6 stbl 456 tanggal 01 September 1939 dengan luas area sebesar 62.000 ha.

Kemudian kawasan tersebut diubah menjadi Taman Nasional Alas Purwo dengan luas 43.420 ha melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan pada tahun 1992. Saat ini, Taman Nasional Alas Purwo memiliki luas 44.037 hektar dan memiliki banyak keindahan yang bisa dinikmati. 

Salah satu keunikan dari Taman Nasional Alas Purwo adalah banteng yang bisa dilihat dari padang Savana Sadengan di tengah hutan. Taman Nasional Alas Purwo juga terdapat sebuah tempat ibadah umat Hindu yang diyakini sebagai tertua yaitu Pura Kawitan.

Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan yang mempunyai berbagai macam tipe ekosistem mulai dari pantai (hutan pantai) sampai hutan hujan dataran rendah, hutan mangrove, hutan bambu, savana, dan hutan tanaman.

Ekosistem Taman Nasional Alas Purwo

Dari situs web Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diketahui terdapat 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil. Jenis tumbuhan mulai dari tingkat tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat pohon dari berbagai tipe/formasi vegetasi.

Beberapa tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki). Selain itu tumbuhan yang sering dijumpai yaitu ketapang (Terminalia catappa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 10 jenis bambu.

Selain tanaman, Taman Nasional Alas Purwo juga memiliki jenis-jenis hewan daratan, baik kelas mamalia, aves dan herpetofauna (reptil dan amfibi). Terdapat  50 jenis mamalia di Taman Nasional Alas Purwo. Beberapa jenis mamalia yang dapat dijumpai adalah banteng (Bos javanicus), rusa (Cervus timorensis), ajag (Cuon alpinus), dan babi hutan (Sus scrofa).

Ada pula kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus), lutung (Trachypithecus auratus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jelarang (Ratufa bicolor), rase (Viverricula indica), linsang (Prionodon linsang), luwak (Paradoxurus hermaphroditus), garangan (Herpestes javanicus) dan kucing hutan (Felis bengalensis).

Acara Alas Purwo Geopark Green Run

Taman Nasional Alas Purwo pernah digunakan sebagai area lintasan olahraga lari. Acara Alas Purwo Geopark Green Run merupakan tantangan tersendiri bagi para pecinta olahraga trail run. Menurut situs web Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, pada tahun 2019, ada sekitar 500 pelari yang bergabung dalam Alas Purwo Geopark Green Run.

Walaupun baru pertama kali diadakan, acara ini sukses dilaksanakan dan diikuti oleh para pecinta olahraga lari. Ratusan peserta yang datang dari berbagai kota di Indonesia dapat berlari sambil menikmati keindahan Taman Nasional Alas Purwo. Bahkan, ada pelari dari Kenya yang mengikuti kompetisi ini.

Alas Purwo Geopark Green Run mengharuskan peserta untuk menyusuri trek sejauh 5 km dan 10 km. Para peserta melewati lebatnya pepohonan mahoni yang berusia puluhan tahun dan lengkap dengan akar-akar besar yang kadang membentang di tengah jalur. Peserta harus hari-hati karena berbahaya dika tersandung.

Selepas dari hutan, peserta akan menyusuri pinggiran pantai Trianggulasi yang berpasir putih bersih. Dilansir dari situs web Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, menurut Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Alas Purwo Geopark Green Run diselenggarakan untuk mendukung sport tourism di ujung timur Jawa. Perpaduan antara olahraga dan wisata memang menjadi tren dalam dunia pariwisata.

Fasilitas Taman Nasional Alas Purwo

Pengunjung yang ingin mengambil foto dengan suasana dan pemandangan asri nan sepi dapat datang di pagi hari antara pukul 06.00–09.00 WIB atau sore antara pukul 15.30–17.00 WIB. Pada waktu tersebut, banyak binatang yang berkumpul sehingga dapat dijadikan objek foto yang indah.

Selain menikmati keindahan alam, pengunjung juga dapat menginap di lokasi camping ground yang disediakan. Taman Nasional Alas Purwo juga dikenal mempunyai banyak lokasi goa. Beberapa di antaranya adalah Goa Istana, Goa Mayangkoro, Goa Padepokan, Goa Basori, Goa Songgo Langit, dan Goa Jepang.

Goa-goa tersebut digunakan sebagai tempat ritual masyarakat setempat dan merupakan habitat alami dari kelelawar serta ular. Dalam Goa Jepang, pengunjung masih dapat melihat alat-alat yang digunakan dalam Perang Dunia II, seperti meriam.

Ada beberapa larangan yang diterapkan oleh petugas Taman Nasional Alas Purwo yaitu mengambil tumbuhan, membawa kabur satwa, dan berburu. Selain itu, khusus daerah Savana Sadengan, pengunjung dilarang untuk menerbangkan drone.