Advertisement
Advertisement
Analisis | Persaingan Ketat Partai Berebut Suara Pilpres di Jakarta dan Banten - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Persaingan Ketat Partai Berebut Suara Pilpres di Jakarta dan Banten

Foto: Katadata/ Ilustrasi/ Bintan Insani
Persaingan partai-partai berebut suara di Banten dan DKI Jakarta akan berlangsung ketat. Mengacu Pemilu 2019, PDIP berhasil unggul secara individual dibandingkan partai-partai lain. Namun karena koalisinya pada Pilpres 2024 lebih ramping, secara kumulatif perolehan suara PDIP tertinggal dari koalisi partai pendukung Prabowo.
Puja Pratama
11 Februari 2024, 11.16
Button AI Summarize

Ada total 17,1 juta pemilih di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada Pemilu 2024. Total pemilih di kedua provinsi yang saling bertetangga tersebut mencapai 8,3% dari 204,8 juta pemilih, menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU). Total pemilih di Banten mencapai 8,8 juta (4,3%), sedangkan Jakarta sebanyak 8,3 juta (4%).

Jika mengacu pada hasil Pemilihan Legislatif 2019, koalisi partai politik pendukung pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara terbesar di kedua provinsi tersebut. Pasangan ini memiliki koalisi yang gemuk, yakni Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Garuda, dan Gelora. 

Jawara di Banten

Di Banten, koalisi Prabowo berhasil memperoleh suara terbesar yakni sebesar 38,5%. Koalisi partai pendukung Ganjar Pranowo – Mahfud Md menyusul dengan 37,7% suara. Sedangkan koalisi partai pendukung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar sebesar 20,7% suara.

Secara individual, PDIP yang menjadi penyokong utama koalisi Ganjar, sebetulnya merajai perolehan suara partai di provinsi paling barat Pulau Jawa tersebut. Partai banteng moncong putih ini memperoleh suara jauh di atas partai-partai lain, yakni sebesar 29,2% suara. Namun secara agregat, jumlah suaranya kalah karena koalisinya lebih ramping. 

Sementara di koalisi Prabowo, meskipun secara individual partai perolehan suaranya jauh lebih rendah, secara akumulasi mampu melewati perolehan suara PDIP. Rinciannya, Gerindra memperoleh 12,5% suara; Golkar (9,8%); Demokrat (7,9%); PAN (5%); dan PSI (2,2%).

Adapun perolehan suara partai koalisi Anies yang terendah. Secara individual, PKS, PKB, dan Nasdem hanya memperoleh masing-masing 9,7%, 6,6%, dan 4,4%. 

Berebut Suara Jakarta 

Kondisi serupa terjadi di Jakarta. Hasil pemilu legislatif 2019, partai-partai pendukung pasangan Prabowo – Gibran memperoleh 41,5% suara. Kemudian koalisi Ganjar mendapatkan 30,4% suara, sedangkan koalisi Anies meraih 26,5%. 

PDIP sebetulnya mampu mengungguli perolehan suara dibandingkan partai-partai lain. Partai ini berhasil memperoleh 23,7% suara. Namun karena suara partai anggota koalisinya jauh lebih rendah, yakni Perindo (3%), PPP (2,7%), dan Hanura (1%), maka secara kumulatif suaranya hanya 30,4%. 

Sebaliknya partai-partai koalisi Prabowo mampu mengakumulasi perolehan suara terbesar. Gerindra tercatat meraih 15,4%, kemudian PSI (8,6%), PAN (6,7%), Demokrat (5,6%), dan Golkar (4,1%). 

Di koalisi Anies, meskipun PKS mampu menempatkan di posisi kedua, tetapi agregat suara koalisinya tidak mampu mengejar dari koalisi lain. PKS memperoleh 17,7% suara pada 2019, sementara Nasdem dan PKB meraih masing-masing 4,6% dan 4,2% suara. 

Di atas kertas, berdasarkan hasil Pemilihan Legislatif 2019, koalisi partai pendukung Prabowo – Gibran menjadi jawara di Provinsi Banten dan Jakarta. Namun apakah pemilu 2019 akan mencerminkan hasil Pilpres 2024, kita tunggu 14 Februari nanti.

Editor: Aria W. Yudhistira


Button AI Summarize