Advertisement
Advertisement
Analisis | Mengapa Vaksinasi Lansia Berjalan Lambat? - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Mengapa Vaksinasi Lansia Berjalan Lambat?

Foto: Ilustrasi: Joshua Siringo Ringo/ Katadata
Program vaksinasi lansia atau penduduk lanjut usia berjalan lambat. Padahal orang berusia di atas 60 tahun paling berisiko mengalami fatalitas akibat Covid-19. Risiko semakin besar saat momen Lebaran nanti.
Andrea Lidwina
15 April 2021, 07.25
Button AI Summarize

Semakin tua risiko kematian akibat Covid-19 semakin tinggi. Data Satgas Covid-19 menyebutkan, penderita berusia di atas 60 tahun hanya 11 persen. Namun angka kematian di kelompok usia lanjut usia (lansia) tersebut mencapai 48% per 13 April 2021. Karenanya penting melakukan vaksinasi lansia atau untuk usia lanjut.

Persoalannya sebagai salah satu cara menghadang penularan virus corona, vaksinasi untuk lansia berjalan lambat. Dari target 21,6 juta orang sampai Juni 2021, pemerintah baru memvaksin 9,8% lansia untuk dosis pertama. Sedangkan untuk dosis kedua hanya 3,4% setelah hampir dua bulan program vaksinasi berjalan.

Sementara kelompok prioritas lain seperti tenaga kesehatan, cakupannya sudah 90% untuk dosis pertama dan kedua. Sedangkan petugas publik 39,3% sudah menerima suntikan pertama dan 19,6% untuk dosis kedua.

Pemerintah merasa perlu mempercepat vaksinasi terhadap lansia, mengingat hari raya Idul Fitri di depan mata. Momentum Lebaran biasanya menjadi ajang berkumpul keluarga di rumah orang tua.

“Itu (kunjungan ke orang tua) yang sangat berbahaya dan bisa membuat fatal pada orang tua mereka,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama DPR pada 9 April 2021.

 

 

Pemerintah mengakui banyak menemui kendala untuk memvaksinasi lansia. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sekurangnya 36 kabupaten/kota belum memulai vaksinasi bagi penduduk lansia hingga 6 April 2021. Hal ini karena pemerintah daerah masih memfokuskan vaksinasi petugas publik.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira