Advertisement
Advertisement
Analisis | Nilai Tambah Hasil Olahan Nikel bagi Indonesia Masih Minim - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Nilai Tambah Hasil Olahan Nikel bagi Indonesia Masih Minim

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Larangan ekspor nikel mentah dan program hilirisasi sejak 2020 berhasil meningkatkan nilai tambah ekspor produk nikel Indonesia. Namun nilai tambah itu belum maksimal, karena belum ada smelter di dalam negeri yang mampu memproduksi turunan nikel dengan harga jual lebih tinggi. Salah satunya adalah nikel sulfat yang menjadi bahan baku katode baterai listrik.
Andrea Lidwina
25 Januari 2023, 10.30
Button AI Summarize

Kebijakan hilirisasi dan pelarangan ekspor nikel mentah (bijih nikel) berhasil mendongkrak nilai perdagangan Indonesia. Harga nikel yang telah diolah di smelter dapat memiliki nilai tambah hingga lebih 300 kali dibandingkan bijih nikel.

Berdasarkan data Trade Map, Indonesia terakhir kali mengekspor bijih nikel pada 2019. Ketika itu, Indonesia mengekspor sebesar 32,4 juta ton senilai US$1,1 miliar. Artinya, setiap ton dihargai senilai US$33,9. 

Namun salah satu hasil olahan nikel, yakni nikel matte, yang juga diekspor memiliki nilai jauh lebih tinggi. Pada 2021, Indonesia mengekspor 82,7 ribu ton nikel matte senilai US$953,2 juta. Jika dilihat volumenya, memang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan bijih nikel. Akan tetapi, nilainya lebih mahal yakni mencapai US$11.521 per ton. 

Dengan begitu, larangan ekspor bijih nikel memengaruhi kinerja ekspor nikel Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan total nilai ekspor naik 58,9% menjadi US$1,28 miliar pada 2021. Angkanya bahkan melonjak 365,4% hingga mencapai US$5,98 miliar pada 2022.

Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, rata-rata pertumbuhan total nilai ekspor nikel (Compound Annual Growth Rate/CAGR) hanya 18,8% per tahun.

Bahkan nikel matte bukan produk turunan nikel yang memiliki harga tertinggi. Menurut Dewan Penasihat Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (Prometindo) Arif S. Tiammar, nikel matte umumnya dihargai sekitar 80% dari harga nikel yang ditetapkan London Metal Exchange (LME), seperti dikutip dari Investor.id. Adapun, harga nikel LME berkisar antara US$26-27 ribu per ton pada Januari 2023.

Arif mengatakan, nikel matte masih bisa diolah lagi dan menghasilkan senyawa nikel sulfat, yang menjadi bahan baku katode baterai listrik. Harga jual nikel sulfat umumnya mencapai 120% dari harga LME.

“Harga beberapa jenis produk olahan nikel akan makin tinggi jika nikel sudah dalam bentuk senyawa tertentu dengan proporsi yang sangat tepat,” jelas Arif.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira