Komite Eksplorasi Siapkan Desain Induk Pengembangan Blok di Natuna

Anggita Rezki Amelia
12 April 2016, 15:36
skk migas.jpg
www.skkmigas.go.id

Komite Eksplorasi Nasional (KEN) tengah menyiapkan desain besar pengembangan blok minyak dan gas bumi (migas) yang ada di kawasan East Natuna. Grand Design ini akan segera disampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sekretaris KEN Muhammad Sani mengatakan saat ini pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk pengembangan wilayah East Natuna. Tim yang terdiri dari 10 orang internal KEN itu menargetkan dalam dua bulan ke depan akan melahirkan rekomendasi atau desain besar skema pengembangan Natuna Bagian Timur. “Nanti rumusan KEN akan disampaikan kepada menteri ESDM,” kata dia kepada Katadata, Selasa (12/4). (Baca: Pemerintah Siapkan Teknologi Khusus Pengembangan Blok East Natuna)

Meski begitu, Sani enggan mendahului tim untuk menjelaskan desain besar tersebut. Yang jelas, salah satu poin yang dibahas dalam tim khusus tersebut mengenai penggunaan fasilitas produksi bersama  lintas kontraktor migas yang mengelola Blok di cekungan East Natuna. Mengingat saat ini fasilitas produksi di East Natuna masih minim. Belum adanya fasilitas produksi yang masif di East Natuna, membuat KKKS di wilayah tersebut sulit melakukan pengembangan lapangan migasnya. Apalagi di tengah tren harga minyak dunia yang rendah dan belum membaik.

Saat ini hasil produksi dari blok-blok migas yang tersebar di East Natuna, terpaksa harus dibawa ke fasilitas produksi yang ada di West Natuna. Untuk dapat menuju ke West Natuna, kontraktor membutuhkan infrastruktur pipa sepanjang 300 kilometer (km). Tentunya hal ini membutuhkan investasi yang besar.

Pembangunan fasilitas produksi bersama di East Natuna sangat penting bagi kontraktor di wilayah tersebut. Fasilitas produksi ini bisa menekan biaya yang membengkak. Sebab wilayah kerja Natuna termasuk sulit untuk dikembangkan. Bahkan, sempat terkatung-katung selama hampir 40 tahun.

Untuk menyelesaikan grand design ini, Sani mengatakan saat ini tim khusus Natuna masih mengkonsolidasikan data-data mengenai blok Natuna dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Natuna. "Grand design menyangkut poin-poin arahan tidak detail seperti hasil konsultan,ini masih abstrak," ujar dia. (Baca: Kontrak Blok East Natuna Masih Menunggu 2018)

Sebagai informasi, kontraktor yang terlibat di cekungan blok East Natuna tersebar di delapan wilayah kerja. Yaitu Blok South Natuna Sea Block B yang dioperatori ConocoPhilips, Blok Natuna D-Alpha oleh Pertamina, Blok Tuna oleh Premier Oil  Indonesia, dan Blok NE Natuna oleh Titan Resources Indonesia Ltd. Kemudia Blok North Sokang oleh North Sokang Energy, Blok East Sokang oleh Ekuator Energy Sokang, Blok South Sokang oleh Konsorsium Lundin South Sokang dan Salamander Energy, selanjutnya Blok Sokang yang dioperatori Black Platinum Investment. 

Data KEN menyebutkan total cadangan dari delapan wilayah kerja di cekungan East Natuna terdiri dari penemuan gas yang sudah terbukti sebesar 47,2 triliun kaki kubik (TCF) dan 318,39 juta tangki barel (MMSTB) minyak. Sedangkan untuk sumber daya dari lapangan yang sudah dilakukan pengeboran atau post drill dari delapan wilayah kerja tersebut, cadangannya mencapai  328,17 MMSTB. Cadangan yang dihitung dari area yang belum dilakukan pengeboran (drillable) di wilayah East Natuna mencapai 1,2 TCF gas dan 41,3 miliar tangki barel (BSTB) minyak. (Baca: Perpanjangan Blok Natuna, di Antara Kepentingan Amerika dan Cina)

Untuk setiap 1 TCF gas, kata Sani, dapat digunakan untuk kebutuhan gas 1 juta rumah tangga dalam 15 tahun di Amerika. Inilah yang membuat pemerintah semakin gencar melakukan pengembangan wilayah East Natuna.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...