Defisit APBN di Bawah Target, Dua Surat Utang Berpotensi Batal Terbit
Kementerian Keuangan optimistis defisit anggaran bakal sesuai proyeksi yaitu 2,67% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 yang sebesar 2,92%. Alhasil, Kementerian Keuangan mempertimbangkan untuk membatalkan lelang dua surat utang yang semestinya dilakukan pada Desember 2017.
"Kalau defisit anggaran 2,67%, seharusnya dengan lelang (yang sudah dilakukan) sudah habis," kata Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR ) Kemenkeu Loto Srianita Ginting di Kantornya, Jakarta, Senin (20/11). (Baca juga: Belanja Negara Diramal Hanya 90%, Tak Signifikan Dongkrak Ekonomi)
Namun, ia menjelaskan, kepastian mengenai batal tidaknya lelang kedua seri surat utang tersebut baru akan dikabarkan nanti menjelang jadwal pelelangan. Adapun Direktur Strategis dan Portofolio Utang DJPPR Scenaider Clasein H. Siahaan menjelaskan, penerbitan surat utang telah mencapai Rp 702,98 triliun per 14 November 2017.
Nominal tersebut telah mencapai 98,6% dari kebutuhan pembiayaan untuk defisit anggaran 2,67% terhadap PDB yaitu Rp 712,98 triliun. Rinciannya, penerbitan Surat Utang Negara (SUN) Rp 516,4 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp 186,5 triliun.
"Jadwal (lelang) sampai Desember masih ada. Kalau tidak salah nanti kemungkinan kami cancel," kata dia. Di luar penerbitan surat utang, pemerintah juga sudah menarik pinjaman program sebesar Rp 20,76 triliun dari target yang sebesar Rp 20,1 triliun. (Baca juga: Kebut Infrastruktur, Pemerintah Pastikan Defisit Anggaran Terjaga)
Sebelumnya, Kementerian Keuangan juga menyatakan tak berencana mengambil utang lebih awal (prefunding) untuk membiayai belanja awal tahun 2018. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan mengatakan Sisa Anggaran Lebih (SAL) mencapai Rp 72 triliun saat ini. "Buat apa ijon (prefunding),” ucapnya.