Australia Akan Beri Bea Masuk 0% untuk Produk Mobil dan Garmen RI
Indonesia dan Australia menyepakati poin substansial dalam perundingan ekonomi kedua negara. Kesepakatan ini ditandatangani perwakilan kedua negara di hadapan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Australia Scott Morisson di Istana Bogor, Jumat (31/8).
Perjanjian kerja sama ekonomi ini disebut Indonesia-Australia Comprehensive Strategic Economic Partnership Agreement (CEPA). Ada beberapa poin yang disepakati dalam subtansi perundingan kerja sama ini, salah satunya terkait bea masuk impor. Akan ada beberapa komoditas Indonesia seperti mobil dan garmen yang bea masuknya diturunkan hingga 0% oleh pemerintah Australia.
(Baca: Perundingan Dagang Indonesia-Australia Ditargetkan Rampung Tahun Ini)
Presiden Jokowi menyambut baik perjanjian yang disebutnya saling menguntungkan ini. Dia mengatakan Australia merupakan mitra kerja Indonesia dan Asia. “Kami menegaskan pentingnya keterbukaan ekonomi,” kata Jokowi.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menargetkan perjanjian ini akan ditandatangani resmi bulan November mendatang. Dia menjelaskan dalam waktu dua bulan ini, kedua pihak akan menyelesaikan hal terkait Bahasa hingga terjemahan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
“Jadi secara konklusi sudah selesai, tinggal bahasa hukumya yang sedang dirampungkan,” ujar Enggartiasto. (Baca: Kerja Sama BI dan Bank Sentral Australia Buat Perkuat Bantalan Devisa)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kesepakatan kerja sama ini akan mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Namun, dia masih belum dapat memprediksi berapa persen kenaikan ekspor produk Indonesia ke Negeri Kangguru tersebut.
“Karena sekarang pabrik mobil Australia tutup, kita bisa jadi prioritas pertama karena dekat (untuk ekspor),” kata Luhut.
Sebaliknya, Indonesia membuka kemungkinan ada perlakuan serupa terhadap impor sapi Australia. Namun Luhut mengatakan hal tersebut akan membantu menurunkan harga daging di pasaran Indonesia. Hal ini sudah terjadi di Malaysia.
Sedangkan Morrison juga memastikan perundingan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini. Dia mengatakan manfaat dari perjanjian ini akan terasa di generasi mendatang. “Kami akan formalisasi akhir tahun ini,” kata dia. (Baca: Indonesia Jadi Negara Pertama yang Dikunjungi PM Baru Australia)
Selain perundingan ekonomi, ada pula nota kesepahaman di bidang industri kreatif, transportasi, hingga keamanan siber yang ditandatangani kedua pihak sore ini.