Terseret Dugaan Suap Meikarta, Saham Lippo Group Anjlok
Harga saham beberapa perusahaan yang bernaung di bawah Lippo Group anjlok 3-10% pada sesi pertama perdagangan Selasa (16/10). Dugaan suap pejabat Lippo Group terhadap Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk perizinan proyek Meikarta menjadi sentimen negatif yang menyeret kejatuhan saham-saham tersebut.
Saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menempati posisi teratas di jajaran saham top loser dengan penurunan 10,47% menjadi Rp 1.240 per saham. Lippo Cikarang merupakan induk dari PT Mahkota Sentosa Utama, pengembang proyek Meikarta.
Saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga anjlok 6,21% menjadi Rp 272 per saham sedangkan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) terkoreksi 3,55% menjadi Rp 162 per saham. Sementara itu, saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) stagnan di Rp 6.000 per saham. Hal ini menunjukkan para pelaku pasar memilih melepas saham-saham tersebut hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai dampak kasus ini terhadap kinerja perusahaan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Bekasi dan Surabaya pada 14-15 Oktober 2018. KPK menetapkan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan empat pejabat di bawahnya sebagai tersangka kasus dugaan suap pembangunan megaproyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. KPK juga menangkap dan menetapkan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
(Baca: Kronologi KPK Tangkap Tangan Suap Izin Proyek Meikarta)
Rontoknya mayoritas saham Lippo Group berbanding terbalik dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 0,16% menjadi 5.736,48 poin. Indeks tujuh sektor saham menghijau sedangkan tiga sektor lainnya turun. Indeks saham sektor industri dasar naik paling tinggi, yakni 1,24% menjadi 731,69 poin disusul indeks saham sektor infrastruktur yang naik 0,9% menjadi 1.033,78 poin. Sementara itu, indeks saham sektor keuangan turun paling dalam 0,48% menjadi 1.043 poin.
Nilai transaksi saham pada sesi pertama perdagangan hari ini mencapai Rp 2,74 triliun dengan volume saham yang ditransaksikan 4,52 miliar saham. Sebanyak 169 saham naik, 188 saham turun, dan 110 saham stagnan. Investor asing kembali mencatat pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 52,21 miliar di pasar reguler. Saham-saham yang menjadi top gainer adalah PT Natura City Development Tbk (CITY) yang melejit 14,68% menjadi Rp 500, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yang naik 10,53% menjadi Rp 630, dan PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) yang harga sahamnya naik 8% menjadi Rp 432 per saham.
(Baca: Pertemuan IMF-WB dan Surplus Neraca Dagang Dorong Penguatan IHSG)