Pemanfaatan Blockchain untuk Sertifikasi Indikasi Geografis Kopi

Dini Hariyanti
5 November 2018, 18:00
Kopi Gayo
Donang Wahyu | KATADATA
Kopi Gayo KATADATA | Donang Wahyu

Pelaku bisnis dan pemerintah mengkaji pemanfaatan teknologi blockchain untuk sertifikasi indikasi geografis kopi. Varian kopi spesial nusantara yang memiliki indikasi geografis masih terbatas, yakni kopi toraja dan kopi gayo.

Indikasi geografis merupakan tanda asal daerah yang memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu atas suatu barang atau produk. Reputasi ini dapat dipengaruhi faktor alam, manusia, maupun kombinasi keduanya. 

M. Neil El Himam selaku Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan, sertifikasi indikasi geografis kopi membutuhkan kejelasan rantai pasok. Supply chain yang terdata merupakan modal dasar untuk meningkatkan nilai jual.

"Pencatatan bersama data kopi menggunakan blockchain ya untuk itu (kejelasan rantai pasok). Misalnya kopi luwak dari Lampung, bagaimana memastikan penjual di Singapura itu produknya benar luwak Lampung," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (5/11).

(Baca juga: Kopi Giling Diminati, Pabrikan Kopi Skala Besar Tak Perlu Gusar

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) Daroe Handojo mengakui bahwa kualitas kopi spesial nusantara kerap lebih baik daripada negara lain, tetapi kalah dari sisi kuantitas.

Indonesia membutuhkan basis data menyeluruh terkait rantai produksi dan distribusi kopi sehingga jaminan mutu lebih pasti. Meskipun demikian, imbuh Daroe, terdapat aspek lain yang tak kalah penting dari kualitas, yakni legalitas.

"(Basis data) ini agar sejak dari petaninya bisa merasakan nilai tambah dari apa yang sudah mereka hasilkan," ucapnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...