Pengembang Gim Jangan Tunda Proteksi Kekayaan Intelektual

Dini Hariyanti
21 November 2018, 17:49
Harbolnas
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Calon penumpang menggunakan aplikasi My Blue Bird pada telepon selularnya saat peluncuran program ''Kemana Aja, 20 Ribu'' di Jakarta, Jumat (9/12). Dalam rangka menyambut Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016, Blue Bird bekerjasama dengan Mastercard meluncurkan program ''Kemana Aja, 20 Ribu'' dengan tujuan untuk memberikan keuntungan lebih kepada para pelanggan khususnya bagi mereka yang telah menggunakan aplikasi My Blue Bird untuk melakukan pemesanan taksi secara 'online

Educa Studio menilai bahwa intellectual property tak bisa diabaikan oleh pebisnis kreatif subsektor gim. Pengembang permainan edukasi ponsel ini pun segera mengurus hak kekayaan intelektual (HKI) gim Marble sejak awal mengembangkannya.

CEO Educa Studio Andi Taru Nugroho NW mengatakan, sebaiknya para pengembang mobile game tak menunda proses HKI atas karyanya. Dengan kata lain, pendaftaran kekayaan intelektual tidak perlu menunggu sampai produk yang dibuat terbukti sukses di pasar.

"Marble itu saat awal kami bangun sudah kami proses pendaftaran HKI-nya. Kita tidak akan tahu produk kita akan sukses dan besar atau gagal. Jadi, HKI memang sangat penting," ucapnya kepada Katadata.co.id, Rabu (21/11). 

Andi menjelaskan, kesadaran atas pentingnya HKI berawal dari jenama bisnis rumah makan orang tuanya yang diduplikat oleh kompetitor. Belajar dari hal ini maka Educa Studio menekankan pentingnya pendaftaran kekayaan intelektual.

Educa Studio merupakan salah satu pebisnis di bidang ekonomi kreatif yang menjadi finalis Katapel Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Program ini memfasilitasi para pelaku usaha di industri kreatif untuk memonetisasi HKI. (Baca juga: Baru 7,25% Pebisnis Bidang Desain Komunikasi Visual Memiliki HKI

Gim edukasi yang pertama dikembangkan Educa Studio adalah Marble pada 2011. Permainan edukasi berbasis ponsel pintar Android ini ditujukan untuk anak usia dua hingga enam tahun. Proses pembuatan Marble memakan waktu sekitar dua tahun, pada 2013 baru dipasarkan.

Hak kekayaan intelektual Marble secara resmi dimiliki oleh Educa Studio. Gim ini lantas dapat dimonetisasi dengan cara menampilkannya ke dalam sejumlah produk turunan, seperti merchandise, buku anak-anak, komik, dan lain-lain.

"Marble itu sudah tersedia sekitar 300-an seri gim dengan jumlah pengunduh mencapai sekitar 40 juta. Gim ini membuat anak-anak belajar tetapi tidak secara langsung digurui," ucap Andi. (Baca juga: Pacu Bisnis, Pengembang Gim Tingkatkan Kualitas Produk

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...