Gaet Investor, Javara Beri Imbal Hasil Lebih Menarik daripada Deposito

Dini Hariyanti
18 Desember 2018, 19:09
UKM Bukalapak
Donang Wahyu | Katadata

PT Kampung Kearifan Indonesia (Javara) menyatakan, kepemilikan aset yang minim menjadi kendala untuk mengakses pendanaan ke lembaga jasa keuangan terutama perbankan. Alhasil, perusahaan mengandalkan pendanaan dari investor individu.

CEO PT Kampung Kearifan Indonesia Helianti Hilman mengatakan, sebagian besar sumber permodalan berasal dari investor individu. Javara mengklaim imbal hasil ditawarkan lebih menarik dibandingkan deposito bank, tetapi enggan menyebut persentasenya.

"Daripada mereka tempatkan dananya di deposito yang cuma berapa persen, kami berikan bagi hasil yang bagus," katanya, di Jakarta, Senin (17/12). (Baca juga: Pemerintah Uji Coba Penyaluran Kredit Ultra-Mikro Lewat Sistem Digital)

Akses Javara ke pendanaan bank terbuka mulai tahun lalu melalui kerja sama dengan PT Panin Dubai Syariah Tbk. Tapi, imbuh Helianti, nilai pinjaman yang diberikan relatif tidak besar karena terkendala agunan aset tetap.

Javara kerap dinilai tidak bankable karena aset tetap yang dimiliki minim sehingga tidak memadai untuk menjadi agunan. "Kami percaya, aset harus sedekat mungkin ke petani. Jadi, kami dorong mesin-mesin segala macam itu dimiliki kelompok petani," ujar Helianti.

Peluang pembiayaan lain melalui perusahaan teknologi finansial (tekfin) juga dinilai tidak realistis bagi Javara. Tingkat bunga pengembalian pinjaman yang mencapai 24% membuat harga jual produk tidak kompetitif di pasar global.

Helianti mengutarakan, pesaing utama produk pertanian organik Indonesia adalah Thailand, Filipina, dan India. Bunga kredit dari lembaga jasa keuangan di negara-negara ini hanya sekitar 6%.

"Dengan bunga itu maka produk kami tidak akan bisa bersaing kalau akses pendanaan dari tekfin. Jadi, saya tidak akan rekomendasikan lembaga keuangan kepada petani," ucapnya. (Baca juga: Usai Jangkau 3.500 Desa, Amartha Ekspansi ke Luar Jawa pada 2019

Petani yang menjadi mitra Javara berjumlah sekitar 54.000 orang. Komoditas yang dihasilkan tidak terbatas pada pertanian tetapi juga produk hutan dan laut. Sebanyak 50% dari produk yanga da dijual ke luar negeri, kini terdapat 23 negara tujuan ekspor.

Petani tidak harus memasok seluruh hasil pertaniannya ke Javara. Sebagai contoh, kapasitas produksi petani 100 ton maka Javara mematok kewajiban suplai hanya 25 ton. "(Dipatok) pada level kami balik modal saja. Selebihnya bisa dijual ke tempat lain," tuturnya.

Guna mengakomodir usaha pertanian skala kecil, Javara menilai bahwa pemerintah perlu menyediakan sumber pendanaan khusus. Dana investasi sosial bisa menjadi opsi karena tidak hanya beriorientasi kepada cuan tetapi juga memberdayakan pelaku usaha mikro.

(Baca juga: Lahan Tanam Padi Menyusut, Perpres Sawah Abadi Rampung Akhir tahun)

Pada sisi lain, praktik usaha sosial yang mengakomodir petani skala kecil dilakukan pula oleh platform digital Rego Pantes. Unit bisnis yang dikelola PT 8villages Indonesia ini menjembatani antara petani dengan konsumen akhir di dalam negeri.

Kepala Rego Pantes Wilda Romadona menyatakan, harga pantas untuk petani dan konsumen diakurasi oleh sistem. Proses akurasi ini mencari keseimbangan baru di antara harga petani ke tengkulak dengan harga konsumen membeli hasil tani di pasar akhir.

"Petani kerap juga kesulitan ketika produksi sedang banyak, mereka bingung mau jual ke mana sehingga yang sering terjadi adalah semua diambil tengkulak. Kami akomodir agar petani bisa jual langsung ke konsumen akhir," ucapnya.(Baca juga: Lahan Tanam Padi Menyusut, Perpres Sawah Abadi Rampung Akhir tahun)

Saat ini, terdapat sekitar 5.000 petani yang menjadi mitra Rego Pantes tetapi tak semua aktif bertransaksi. Petani yang bekerja sama harus melalui setidaknya tujuh tahap sortir sebelum produknya bisa dipasarkan. Rego Pantes menetapkan empat tingkat kualitas, yaitu biasa, khusus/spesial, organik, dan fair trade.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...