Ekonomi Global Melambat, Neraca Dagang Januari 2019 Defisit US$ 1,16 M

Michael Reily
15 Februari 2019, 12:32
Pelabuhan Ekspor
Katadata
ilustrasi pelabuhan ekspor. Pada Januari 2019, Indonesia kembali mencatat rapor merah defisit neraca perdagangan yang disebabkan oleh anjloknya ekspor akibat tekanan perekonomian global.

Indonesia kembali mengawali tahun 2019 dengan rapor merah kinerja neraca perdagangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, pada Januari 2019, neraca perdagangan Indonesia defisit US$ 1,16 miliar, melebar dari realisasi defisit perdagangan periode Desember 2018 sebesar US$ 1,03 miliar. Angka tersebut juga lebih besar dibanding defisit neraca perdagangan Januari 2018 yang tercatat sebesar US$ 760 juta.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan perlambatan perekonomian global serta fluktuasi harga komoditas menjadi salah satu penyebab melebarnya angka defisit perdagangan Januari 2019. "Banyak hal yang menjadi tantangan perdagangan tahun ini," kata Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/2).

Menurut sektor,  BPS mencatat, defisit perdagangan Januari lebiih banyak disumbang oleh defisit nonmigas sebesar US$ 704,7 juta, lebih tinggi daripada defisit migas yang hanya US$ 454,8 juta. Adapun dalam komponen migas, defisit minyak mentah periode lalu mencapai  US$ 383,6 juta serta defisit hasil minyak US$ 981,1 juta. Hanya gas yang surplus sebesar US$ 909,9 juta.

(Baca: Defisit Transaksi Berjalan Kuartal IV US$ 9,1 M, Terburuk Sejak 2013)

Di samping itu, lemahnya kinerja ekspor juga menjadi faktor penyebab melebarnya  neraca dagang pada Januari 2019, padahal di sisi lain nilai impor turun. Suhariyanto menyebut, total ekspor pada Januari 2019 sebesar US$ 13,87 miliar, turun 3,24% dibanding periode Desember 2018 sebesar US$ 14,33 miliar. Sedangkan dibanding Januari 2018 yang mencapai US$ 14,55 miliar, turun 4,70%.

Jika dirinci menurut sektor, ekspor migas periode Januari 2019 yang mencapai US$ 1,24 miliar, merosot 29,30% dibanding Desember 2018. Sedangkan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ekspor migas mengalami penurunan sebesar 6,72%.

Sementara untuk ekspor nonmigas, dengan realisasi ekspor US$ 12,63 miliar, angka ini naik tipis 0,38% dibandingkan Desember 2018. Namun jika dibandingkan Januari tahun sebelumnya, ekspor nonmigas turun 4,50%. Sektor non migas menyumbang 91,10% terhadap total ekspor Januari 2019.

"Penurunan ekspor paling besar berasal mesin atau pesawat mekanik, mesin peralatan listrik, dan berbagai produk kimia," ujar Suhariyanto.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas Indonesia tercatat mengalami peningkatan ke Thailand, Filipina serta Spanyol. Namun, terjadi pula penurunan khususnya ke India (-US$ 100 miliar), Malaysia ( -US$ 132,4 miliar) serta Singapura (-US$ 199 miliar). 

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...