Neraca Dagang Surplus Dua Bulan Berturut, IHSG Berakhir di Jalur Hijau
Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 29,29 poin atau 0,46% pada penutupan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (15/4) sore. Neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus menjadi salah satu sentimen yang mendorong laju positif IHSG hari ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus pada Maret 2019 yakni sebesar US$ 540,2 juta atau naik dibandingkan surplus pada Februari sebesar US$ 330 juta.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, kenaikan surplus neraca perdagangan tersebut dipengaruhi perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi neraca dagang dengan beberapa negara tujuan ekspor utama, serta fluktuasi harga komoditas.
Capaian tersebut sekaligus mematahkan konsensus pasar yang memprediksi neraca perdagangan Maret 2019 akan mencatatkan defisit. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan neraca dagang kembali defisit US$ 260 juta.
(Baca: Menko Darmin Optimistis Defisit Neraca Transaksi Berjalan Membaik)
Ia mengatakan, defisit tersebut didorong oleh impor migas yang berpotensi meningkat seiring harga minyak yang cenderung naik. Penyebabnya yaituberkurangnya produksi minyak di dua negara produsen minyak dunia yang tengah mengalami gejolak yaitu Libya dan Venezuela.
Total transaksi saham di BEI sepanjang hari ini mencapai Rp 8,49 triliun dari 14,51 miliar saham yang diperjualbelikan oleh investor. Sebanyak 198 saham mengalami kenaikan, 194 saham turun, dan 136 saham lainnya tetap.
Saham-saham dari sektor aneka industri, konsumer dan manufaktur memberikan dorongan terbesar terhadap laju positif IHSG. Sektor aneka industri melesat naik 1,34%, konsumer naik 0,76%, dan manufaktur naik 0,75%.
Beberapa saham yang paling signifikan mendorong laju positif IHSG hari ini di antaranya saham PT HM sampoerna Tbk. (HMSP) yang naik 2,49%, PT Astra International Tbk. (ASII) naik 1,67%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) 0,93%, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) 2,55%, serta PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) 2,99%.
(Baca: Astra Agro Lestari Bagikan Dividen Rp 648 Miliar)
Namun laju IHSG hari ini dibarengi dengan keluarnya dana asing dari pasar saham sebesar Rp 344,80 miliar. Investor asing membukukan penjualan bersih saham (net sell) di pasar reguler Rp 395,01 miliar, sedangkan di pasar negosiasi/tunai membukukan pembelian bersih Rp 50,22 miliar.
Saham GGRM menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing walaupun harganya hari ini naik 2,55%. Net sell asing pada saham GGRM tercatat mencapai Rp 165,2 miliar. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga dilepas asing Rp 67,5 miliar, serta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) Rp 43,3 miliar.
Sementara itu bursa saham utama di Asia lainnya mayoritas berakhir di zona merah. Indeks PSEi turun paling dalam 1,18%, diikuti Shanghai 0,34%, Hang Seng 0,33%, dan Strait Times 0,18%. Sedangkan Nikkei melesat 1,37%, Kospi naik 0,42%, dan KLCI naik 0,07%.
Kinerja bursa saham Asia dipengaruhi sejumlah sentimen seperti perundingan dagan Amerika Serikat (AS)-Tiongkok yang menunjukkan kemajuan, serta rilis data ekonomi Tiongkok yang sedikit menurunkan kekhawatiran investor akan perlambatan ekonomi negeri Tirai Bambu tersebut.
(Baca: Pekan Pemilu, Analis Lihat Potensi IHSG Menguat Siapapun Presiden RI)