Enam Kekhasan Tol Layang Terpanjang Jakarta Cikampek II
Japek Elevated II atau jalan tol layang Jakarta-Cikampek akan mulai beroperasi pada 20 Desember 2019. Jalan tol layang terpanjang di Indonesia itu membentang dari kilometer 9 hingga kilometer 48 di atas ruas tol lama Jakarta-Cikampek.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun telah melakukan uji beban pada jalan tol yang dibangun dengan investasi sebesar Rp 16,23 triliun tersebut. Uji beban dilakukan dengan 16 truk yang masing-masing berbobot 40 ton pada 23 September lalu.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang jalan tol layang Jakarta-Cikampek:
1. Dibangun untuk rute jarak jauh
Jalan tol layang Jakarta-Cikampek yang membentang sepanjang 39 kilometer adalah jalan tol bertingkat (double decker motorway) pertama di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memisahkan jalur komuter jarak pendek Jakarta-Bekasi-Cikarang dengan lalu lintas perjalanan jarak jauh tujuan Cirebon, Bandung, Semarang, hingga Surabaya.
(Baca: Kemenhub Siapkan 55 Bus Mudik Gratis Sambut Libur Natal & Tahun Baru)
2. Tak ada gerbang tol dan rest area
Karena dikhususkan untuk lalu lintas jarak jauh, tidak ada gerbang keluar dan rest area di ruas tol layang. Masyarakat yang ingin keluar di Tambun, Cikarang, Karawang Barat, hingga Rengasdengklok disarankan untuk menggunakan ruas tol Jakarta-Cikampek eksisting, bukan pada jalur layang.
Anda juga tidak akan menemukan rest area atau SPBU di ruas tol layang. Sebab, jalan sepanjang 39 kilometer tersebut memang diperuntukkan sebagai perjalanan nonstop.
3. Waspadai kemacetan di kilometer 48
Saat meninjau kelayakan jalan pada Minggu (8/12) lalu, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Istiono memperingatkan adanya potensi kemacetan pada exit tol di kilometer 48. Sebab, di sana ada penyatuan arus lalu lintas dari tol layang dan tol Jakarta-Cikampek di jalur normal.