Dipengaruhi Virus Corona, IHSG Turun 0,91% Ikuti Kejatuhan Bursa Asia
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Kamis (30/1), ditutup turun 55,45 poin atau 0,91%. Meski turun cukup dalam, IHSG tidak sendirian. Pasalnya bursa saham Asia lainnya turun lebih dalam.
Memimpin koreksi bursa Asia yaitu indeks Hang Seng yang anjlok 2,62%, diikuti indeks Nikkei 225 turun 1,72%, kemudian Kospi 1,71%, serta Strait Times turun 0,37%. Sementara itu indeks Taiwan yang mengawali perdagangan setelah libur tahun baru Imlek hari ini, langsung jatuh 5,75%.
Pasar pun harus bersiap menghadapi kejatuhan indeks Shanghai Composite, ketika perdagangan dimulai kembali pada 3 Februari mendatang, yang diperkirakan akan mengikuti nasib indek saham Taiwan.
Adapun jatuhnya bursa Asia masih dipengaruhi sentimen virus corona yang kini telah menginfeksi lebih dari 7.000 orang di 15 negara di dunia, dan telah menelan korban jiwa sebanyak 170 orang.
(Baca: Bursa Saham Asia Berguguran di Tengah Kekhawatiran Virus Corona)
Ekonom pemerintah Tiongkok memperkirakan merebaknya wabah virus corona akan menekan laju pertumbuhan ekonomi Negeri Panda tersebut menjadi hanya 5% pada triwulan I 2020.
Sentimen virus corona yang menghantam pasar saham global juga turut membuat perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepi transaksi. Total nilai transaksi saham hari ini tercatat hanya mencapai 5,64 triliun dari 6,16 miliar saham.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyebut faktor yang juga mempengaruhi pergerakan di pasar saham hari ini adalah keputusan bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuannya.
Sedangkan faktor dalam negeri, yakni data realisasi investasi 2019. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sebesar Rp 809,6 triliun di sepanjang 2019, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1 juta orang. Penyerapan tenaga kerja ini diakui Kepala BKPM belum maksimal.
(Baca: Virus Corona Merebak Dorong Rupiah Melemah ke Level Rp 13.656/ US$)
Sebanyak 271 saham harganya turun, 129 naik, dan selebihnya stagnan atau tidak berubah. Investor asing pun juga melepas aset-asetnya di pasar saham Indonesia dengan catatan jual bersih (net sell) saham Rp 336,63 miliar di pasar reguler.
Adapun saham-saham yang paling signifikan menekan laju IHSG ke zona merah didominasi oleh emiten berkapitalisasi pasar besar seperti Astra International Tbk (ASII) yang turun 2,93%, disusul Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,92%, kemudian H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) turun 2,3%.
Sementara itu investor asing ramai-ramai melepas saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing sebesar Rp 185,8 miliar dan Rp 114,5 miliar. Adapun harga saham BBCA turun 0,66% sedangkan BBRI turun 0,87%.
(Baca: Investasi Rp 189 Triliun Mangkrak, BKPM Ungkap Penyebabnya)