Driver Ojol Minta Transaksi Hanya Dipotong 10%, Begini Respons Gojek
Asosiasi pengemudi ojek online meminta aplikator seperti Gojek dan Grab meminta agar biaya bagi hasil diturunkan dari 20% menjadi 10% saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan. Menanggapi hal ini, Gojek menyiapkan sejumlah inisiasi untuk mendukung keuangan mitra.
"Fokus upaya kami saat ini yakni mendukung keberlangsungan mata pencaharian para mitra di tengah penurunan aktivitas masyarakat karena pandemi corona," ujar Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita kepada Katadata.co.id, Senin (13/4).
Nila mengatakan, perusahaan telah mengambil beberapa langkah untuk membantu para mitra pengemudi. Pertama, mendonasikan 25% gaji setahun manajemen senior.
Kedua, realokasi anggaran kenaikan gaji tahunan seluruh karyawan. Total donasi gaji dan realokasi anggaran ini mencapai Rp 100 miliar. Dana tersebut didonasikan melalui Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB).
(Baca: Gojek & Grab Kaji Teknologi agar Ojol Bisa Angkut Penumpang Saat PSBB)
Program bantuan mitra pengemudi Gojek dan YABB berfokus pada tiga area utama. Ketiganya yakni penyediaan layanan kesehatan, meringankan beban biaya harian, dan bantuan pendapatan bagi mitra.
Nila mengatakan, sebagian besar program sudah berjalan. Misalnya, distribusi ratusan ribu paket kesehatan yang terdiri dari masker, hand sanitizer dan vitamin kepada mitra pengemudi. "Ini terus berjalan di kota kami beroperasi," ujar dia.
Ketiga, Gojek menyediakan satu juta voucher makan per minggu untuk para mitra pengemudi. Hal ini untuk meringankan biaya keseharian mereka. "Masih banyak program lainnya yang akan kami implementasikan dalam waktu dekat," ujar dia.
Keempat, perusahaan memperluas layanan untuk menjaga pendapatan mitra pengemudi. Salah satunya, layanan GoFood bisa untuk melayani pembelian bahan pokok dan pangan. Berbelanja bahan pokok dari Pasar Mitra Tani milik Kementerian Pertanian pun dapat melalui GoFood.
(Baca: Asosiasi Ojol Minta Gojek dan Grab Diskon Biaya Bagi Hasil Imbas PSBB)
Kemudian, masyarakat bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari di gerai Alfamart, FamilyMart, Lawson dan Circle K. Masyarakat juga bisa belanja bahan pangan dan kebutuhan sehari-hari di GoShop dan GoMart.
Selama ini, Gojek dan Grab menetapkan biaya bagi hasil 20% dari nilai transaksi. Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) berharap, kedua perusahaan mengurangi biaya ini.
“Kalau perlu, sementara tanpa ada potongan pendapatan dari aplikator selama masa pandemi corona," ujar Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono, pekan lalu (8/4).
Mereka juga berharap, Gojek dan Grab lebih gencar memasarkan layanan pesan-antar makanan seperti GoFood dan GrabFood, serta pengiriman barang GoSend maupun GrabExpress. Sebab, kedua fitur ini masih diminati konsumen saat virus corona mewabah.
(Baca: Gojek Bagikan 1 Juta Voucher Makan Rp 5.000/Minggu untuk Mitra Driver)
Garda menilai, pemotongan biaya bagi hasil dari Gojek dan Grab bisa meringankan pengemudi ojek online. Walaupun ada beberapa bantuan yang sudah diberikan pemerintah maupun kedua perusahaan.
Pemerintah misalnya, memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merelaksasi kredit kendaraan bermotor. Ketua MPR Bambang Soesatyo juga membagikan voucher pulsa kepada jutaan pengemudi ojek online di seluruh Indonesia yang distribusikan melalui operator telekomunikasi dan aplikator.
Kendati begitu, permintaan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) turun sekitar 70-80% sejak pandemi corona. “Saat ini pendapatan kami masih dipotong 20% oleh pihak aplikator,” kata Igun.
(Baca: Suka Duka Pengemudi Gojek dan Grab di Tengah Pandemi Corona)