Perang Tarif AS-Tiongkok Kembali Memanas, IHSG Diramal Turun
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Senin (4/5) diprediksi melemah. Pelemahan indeks didorong oleh kembali memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang disertai oleh ancaman perang tarif.
Pada perdagangan terakhir, Kamis (30/4), indeks ditutup meroket hingga 3,26% ke level 4.716,40.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, penguatan signifikan pada perdagangan sebelumnya dipengaruhi oleh sentimen beberapa negara yang mulai membuka lockdown sebagai upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi corona. Secara teknikal, dengan ditembusnya level resistance 4.700, maka IHSG telah memasuki tren kenaikan.
(Baca: IHSG Diproyeksi Naik Terkerek Kinerja Kuartal I Emiten Positif)
"Namun muncul sentimen baru dari luar, yaitu perang tarif Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok yang kembali memanas," kata William dalam risetnya.
Ancaman Donald Trump memanaskan kembali perang dagang AS-Tiongkok atas virus corona telah memicu aksi jual di pasar keuangan global, hingga menyebabkan ongkos ekonomi selama pandemi terus meningkat.
Sentimen ini muncul di tengah upaya para pemimpin dunia memulihkan perekonomian dengan melonggarkan kebijakan lockdown yang berdampak terhadap aktivitas sosial dan bisnis.
Trump terus meningkatkan serangannya ke Beijing setelah dirinya mengklaim telah memiliki bukti bahwa virus corona berasal dari laboratorium Tiongkok. Dia pun menjadikan penanganan Tiongkok terhadap pandemi sebagai masalah besar, karena menyebabkan elektabilitasnya terus merosot jelang kampanye pemilihan ulang pada November mendatang.
Sebuah laporan menyebutkan, Gedung Putih sedang menyusun tarif impor baru yang akan diterapkan pada impor Cina sebagai balasan.
AS dan Cina telah menandatangani fase pertama dari perjanjian perdagangan awal tahun ini untuk mengurangi ketegangan perdagangan yang telah merusak pertumbuhan global tahun lalu dan investasi di seluruh dunia.
(Baca: IHSG Sesi I Naik 0,44% di Tengah Aksi Jual Saham Investor Asing)
Dengan adanya faktor tersebut, secara teknikal IHSG diprediksi bergerak mixed cenderung melemah dengan level pergerakkan 4.680 hingga 4.811.
Adapun beberapa saham yang William rekomendasikan William pada perdagangan hari ini di antaranya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama juga memperkirakan IHSG hari ini bergerak melemah. "Indikator stochastic sudah mulai menunjukkan jenuh beli sehingga indeks berpeluang terkoreksi wajar menuju ke support terdekat," katanya.
Berdasarkan analisisnya secara teknikal, level support atau batas bawah yang dimaksud berada di antara 4.569 hingga 4.443. Sementara, area resistance indeks kemungkinan berada pada rentang leve 4.747 hingga 4.975.
Adapun sejumlah saham yang dia rekomendasikan menjadi pertimbangan investor, PT Agung Podomoro Land (APLN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
(Baca: IHSG Sesi I Naik 0,44% di Tengah Aksi Jual Saham Investor Asing)
Sementara itu, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan justru memprediksi IHSG bergerak menguat dengan area resistance di level 4.830-4.773. Sementara, area support indeks berada di level antara 4.613-4.510.
Dia memperkirakan, laju IHSG hari ini akan diperkuat oleh rilis laporan keuangan emiten periode triwulan I 2020 yang menunjukkan kinerja positif. Hal ini dipercaya bisa mendorong lagi indeks dalam negeri.
"Meski demikian, investor masih akan terus mengikuti perkembangan Covid-19 baik dari luar maupun dalam negeri," katanya menambahkan.
Beberapa saham yang dia rekomendasikan untuk investor pada perdagangan hari ini di antaranya PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).