Dua Pemimpin Perempuan Berbagi Cerita Tantangan Karier dan Usaha

Rizky Alika
7 November 2019, 21:47
Desi Dwijayanti selaku Moderator, Penny K Lukito selaku Kepala Badan POM RI, Nurhayati Subakat selaku Komisaris PT. Paragon Technology and Innovation, dan Andi Taufan Garuda selaku CEO Amartha\memberikan paparan dalam konferensi mengenai Peran Peremp
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Desi Dwijayanti selaku Moderator, Penny K Lukito selaku Kepala Badan POM RI, Nurhayati Subakat selaku Komisaris PT. Paragon Technology and Innovation, dan Andi Taufan Garuda selaku CEO Amartha\memberikan paparan dalam konferensi mengenai Peran Perempuan Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan dalam acara Unite For Education Sustainability Fforum 2019 dengan tema \"Perempuan Pecinta Perubahan yang di selenggarakan oleh Permata Bank\" di Gandaria City Mall, Jakarta (7/11/2019). \

Dia pun mengatakan, perempuan yang bekerja kala itu merupakan kaum minoritas. "Saya bekerja di Bappenas selama 25 tahun dimana perempuan menjadi minoritas," ujar dia.

Meski begitu, ia mengaku tidak menghadapi perbedaan perlakuan maupun jenjang karir karena faktor gender. Menurutnya, Bappenas memberi kesempatan karier yang sama bagi laki-laki maupun perempuan.

Lebih lanjut, dia juga mengungkapkan tentang perannya di BPOM dengan jabatan tertinggi di instansi tersebut. Di bawah kepemimpinannya, Penny menyebut telah melakukan banyak perubahan yang detail dan komprehensif.

Selain itu, BPOM menjadi lebih terbuka dan berpihak terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Lingkup BPOM itu obat, pangan, dan kosmetik. UMKMnya mencapai 80%," ujarnya.

Untuk menjangkau masyarakat, terutama UMKM, BPOM juga telah memperluas kantor cabangnya di 34 provinsi.

(Baca: Cuma 20% di Level Tengah, Mengapa Perempuan Penting Pimpin Perusahaan?)

Dengan pengalamannya berkarier di instansi pemerintah, Penny mengungkapkan pendidikan menjadi kunci penting bagi perempuan. Melalui pendidikan, seorang perempuan dapat mendapatkan berbagai aspirasi dan kepercayaan diri.

Namun, pendidikan tersebut harus pula mendapat dukungan dari keluarga maupun pemerintah. "Dengan pendidikan, akan ada kesempatan dan pengalaman untuk membesarkan mimpi," ujarnya.

Akses Modal

Peran serta kaum perempuan yang semakin berkembang turut dilihat oleh perusahaan finansial teknologi (fintek) Amartha. Perusahan kerap memberikan akses permodalan bagi kaum perempuan untuk mengembangkan usahanya. 

CEO Amartha Mikro Fintek, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, perusahaan memberikan akses pendanaan bagi ibu-ibu di pedesaan. "Selama ini para Ibu yang bekerja di rumah tapi hanya setengah-setengah karena tidak ada modal," ujar dia.

Ide tersebut dilatarbelakangi oleh masalah di pedesaan yang didominasi masyarakat kelas menengah ke bawah dan minim akses pendanaan dan perbankan.

Amartha juga mengajarkan literasi keuangan bagi para ibu-ibu pedesaan. Hal ini untuk mendorong para perempuan desa untuk membuat rencana finansial dalam jangka panjang.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...