Kinerja Jeblok Imbas Covid-19, Garuda Negosiasi Pelunasan Utang

Image title
22 April 2020, 08:35
Ilustrasi, pesawat yang dioperasikan PT Garuda Indonesia Tbk. Sepanjang kuartal I 2020 pendapatan Garuda Indonesia turun 33% akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, pesawat yang dioperasikan PT Garuda Indonesia Tbk. Sepanjang kuartal I 2020 pendapatan Garuda Indonesia turun 33% akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Untuk menjaga kelangsungan usaha dalam beberapa bulan ke depan, saat ini manajemen sudah melakukan beberapa inisiasi strategi dari aspek keuangan maupun aspek operasional.

Pertama, melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday). Kedua, Memperpanjang masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan.

Kemudian, Garuda Indonesia tengah mengusahakan refinancing dari perbankan dalam negeri dan luar negeri, serta pinjaman dalam bentuk lainnya. Termasuk, menegosiasikan kewajiban yang akan jatuh tempo dengan pihak ketiga.

Strategi lainnya di aspek keuangan adalah, melakukan program efisiensi biaya kurang lebih 15%-20% dari total biaya operasional, dengan tetap memprioritas keselamatan dan keamanan penerbangan dan pegawai. Terakhir, mengajukan permohonan dukungan kepada pemerintah selaku pemegang saham.

Sementara, dari aspek operasional Garuda Indonesia akan mengoptimalkan frekuensi dan kapasitas penerbangan, baik penerbangan domestik maupun internasional.

(Baca: Garuda Akan Pangkas Enam Anak Usaha, termasuk Garuda Tauberes)

Kemudian, mengoptimalkan layanan kargo dan aktif mendukung upaya-upaya pemerintah khususnya yang terkait dengan penanganan Covid-19. Dukungan itu melalui pengangkutan bantuan kemanusiaan, alat pelindung diri (APD), obat-obatan, dan alat kesehatan.

Garuda Indonesia juga mengoptimalkan penerbangan sewa (charter) untuk evakuasi warga negara Indonesia (WNI), yang berada di luar negeri dan membantu proses pemulangan warga negara asing (WNA). Selain itu, mengoptimalkan layanan charter untuk pengangkutan kargo.

Garuda Indonesia juga telah menutup rute-rute yang tidak menghasilkan profit, serta menunda kedatangan 4 pesawat Airbus A330-900 tahun ini.

Terakhir, Garuda mengembangkan internasional hub (Amsterdam dan Jepang), agar layanannya menjangkau seluruh dunia dengan mengoptimalkan layanan interline.

(Baca: Turbulensi Bisnis Penerbangan di Pusaran Pandemi Corona)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...