Kehilangan Empat Momentum Peak Season, Pendapatan Garuda Anjlok 90%

Image title
9 Juli 2020, 07:41
garuda indonesia, pendapatan garuda indonesia, peak season penerbangan, dampak covid 19
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sekitar 70% pesawat milik Garuda Indonesia tak bisa terbang karena berbagai kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus corona.

Berdasarkan konsensus para ahli, perusahaan memprediksi pemulihan industri penerbangan dari dampak Covid-19 baru akan terjadi pada akhir 2022, berdasarkan konsensus para ahli.

(Baca: Siap-siap, Harga Tiket Pesawat hingga Kereta Naik Saat Normal Baru)

Irfan juga mengungkapkan bahwa hasil riset internal perusahaan menemukan bahwa 60-70% penumpang Garuda masih enggan terbang. Mayoritas alasannya terkait soal keamanan. Itu sebabnya, perusahaan mendorong semua pihak untuk bekerjasama mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Apalagi, lanjut dia, pemerintah juga mulai menggalakkan destinasi pariwisata yang adaptif dengan era kenormalan baru (new normal). Itu berarti, kebangkitan industri pariwisata korelasinya sangat erat dengan industri penerbangan.

“Itu sebabnya kita sosialisasi ini terus, terutama di kanal media sosial. Kita juga setiap hari terus berkordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan juga Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

Selain itu, Irfan menambahkan, pihaknya juga terus berkordinasi dengan Kementerian Kesehatan agar syarat penumpang pesawat lebih mudah dan cepat. “Kita sedang mencari konsep new normal di dalam pesawat seperti apa. Tapi yang jelas prinsipnya harus aman dan nyaman,” katanya.

(Baca: Warga Asing Meninggal di Pesawat, Garuda Jalankan Prosedur Covid-19)

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...