Bersaing Ketat, Hitung Cepat Pilkada Sumut Akan Sulit Dilakukan
Pertarungan Pilkada Sumatera Utara antara pasangan calon Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus dan Eddy Rahmayadi - Musa Rajeksah diperkirakan berlangsung ketat. Penyebabnya, elektabilitas kedua pasangan calon hanya terpaut tipis.
Hal ini diketahui dari survei Indo Barometer yang dilakukan pada 26 Mei-2 Juni 2018. Survei melibatkan 800 responden di Sumatera Utara dengan margin of error sebesar +/- 3,46% dan tingkat kepercayaan 95%. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka.
Berdasarkan survei Indo Barometer, elektabilitas pasangan Djarot-Sihar sebesar 37,8%. Angka ini naik 11,8% dibandingkan survei sebelumnya pada 4-10 Februari 2018 yang sebesar 26,0%.
Sementara, elektabilitas pasangan Edy-Musa sebesar 36,9%. Elektabilitas mereka juga naik 11,1% dibandingkan survei sebelumnya pada 4-10 Februari 2018 yang sebesar 25,8%.
(Baca : Lobi Tiga Malam PPP dan PDIP Usung Djarot-Sihar di Pilgub Sumut)
"Ini ibaratnya pertandingan (Piala Dunia 2018) Spanyol melawan Portugal, ketat sekali," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari di Jakarta, Rabu (20/6).
Djarot-Sihar banyak dipilih lantaran dianggap berpengalaman (100%), serasi (50,9%), jujur dan tidak korupsi (91,3%), mampu membuat Sumatera Utara lebih baik (63%), merakyat (80,8%), serta memiliki program atau visi dan misi yang bagus (88,9%).
Edy-Musa banyak dipilih karena dinilai mampu memimpin (64,9%), tegas (85,9%), putra daerah (100%), membawa perubahan (62,9%), berwibawa (100%), mampu mengatasi masalah (57,9%), pintar (58,3%), serta religius (100%).
Qodari mengatakan, dari elektabilitas yang diperoleh kedua pasangan masih ada 25,4% responden yang belum menentukan pilihan. Jika suara tersebut dibagikan secara proporsional, elektabilitas kedua pasangan pun masih akan bertarung ketat.
Dalam skenario ini, elektabilitas Edy-Musa menjadi 49,6%. Sementara Djarot-Sihar mendapatkan perolehan elektoral sebesar 50,5%.
(Baca juga: Sempat Bimbang, Megawati Akhirnya Restui Djarot Ikut Pilgub Sumut)
Melihat hasil tersebut, Qodari menilai hitung cepat (quick count) dalam Pilkada Sumatera Utara agaknya akan sulit dilakukan. Sebab dalam hitung cepat masih terdapat rentang margin of error.
"Harus berdasarkan perhitungan manual KPU," kata Qodari.