Vale Gandeng Sumitomo Bangun Smelter di Sulawesi Tenggara

Image title
16 Agustus 2019, 20:05
smelter nikel, smelter vale
Arief Kamaludin|KATADATA

Kinerja Vale Indonesia Semester I

Vale Indonesia mencatatkan kerugian sebesar US$ 26,18 juta atau sekitar Rp 370 miliar (asumsi kurs Rp 14.100 per dolar AS) pada semester I 2019. Capaian ini berbanding terbalik dari periode sama tahun lalu yaitu laba US$ 29,4 juta atau sekitar Rp 405 miliar (kurs 2018 Rp 13.800 per dolar AS).

Kinerja negatif Vale pada enam bulan pertama tahun ini terutama disebabkan oleh turunnya pendapatan perusahaan sebesar 78% menjadi US$ 82,4 juta. Di sisi lain, meski beban pokok pendapatan semester ini lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Beban usaha perusahaan pun mengalami sedikit penurunan.

"Beban usaha semester I 2019 sebesar US$ 7,64 juta. Sedangkan, pada semester I 2018 US$ 7,95 juta," demikian dikutip dari Laporan Keuangan Vale yang diterima katadata.co.id pada Selasa (6/8).

(Baca: Tertinggi Sepanjang 2019, Biaya Eksplorasi Vale Juli Melonjak 36%)

Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa penurunan pendapatan ini disebabkan oleh penjualan nikel yang menurun. Pada semester I tahun ini penjualannya hanya 30.832 metrik ton dengan nilai US$ 292,2 juta. Sedangkan, pada tahun lalu mencapai 36.003 metrik ton dengan nilai penjualan sebesar US$ 374,6 juta.

Harga nikel yang turun pada semester I tahun ini juga turut andil menekan pendapatan usaha Vale. Adapun, realisasi rata-rata harga nikel semester ini sebesar US$ 9.479 per ton, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu mencapai US$ 10.405 per ton.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...