Realisasi Investasi Hulu Migas Semester I 2019 Masih 35% dari Target
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan investasi hulu migas semester I 2019 sebesar US$ 5,21 miliar. Ini artinya, realisasi baru mencapai 35% dari target tahun ini yang sebesar US$ 14,79 miliar.
Meski begitu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan investasi hulu migas sudah membaik dari posisi 2017 yang tercatat sebagai realisasi terendah dalam lima tahun. Capaian pada semester I tahun ini 16% lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu.
Investasi hulu migas ke depan diproyeksikan terus meningkat mengingat terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar hingga 2027. Dwi juga menyebut adanya Komitmen Kerja Pasti pada proyek pengembangan dan eksplorasi yang mencapai US$ 2,4 miliar.
(Baca: Operasi Proyek Tangguh Train III Tertunda ke 2021 karena Bencana Alam)
“Diharapkan berlanjut khususnya di eksplorasi dengan komitmen kerja pasti,” ujar dia dalam Konferensi Pers di Gedung SKK Migas, Jumat (19/7). Berbagai investasi hulu migas ini diharapkan bisa mendongkrak produksi migas ke depan.
Saat ini, ia menjelaskan, terdapat empat strategi yang dijalankan untuk meningkatkan produksi migas. Pertama, mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi di antaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi (idle).
Kedua, mengimplementasikan inovasi dan teknologi tepat guna. Ketiga, menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. Terakhir, menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif.
(Baca: Blok Masela Dimulai, Rasio Penggantian Cadangan Migas Naik 300%)
Pada semester II, Dwi menyebut ada sepuluh proyek hulu migas yang akan mulai beroperasi. Salah satunya, yaitu Terang Sirasun Batur oleh operator Kangean Energi. Ia berharap dengan beroperasinya proyek-proyek tersebut dapat mengganti lapangan-lapangan migas yang sudah mengalami penurunan produksi alamiah (natural decline).
"Diharapkan 2019 akan ada tambahan untuk mengganti yang decline sebesar 13.587 barel minyak per hari (BOPD), dan tambahan 491 juta standar kaki kubik per Hari (MMscfd)," kata Dwi.