Arcandra Ingin Sektor Migas Tak Dilihat Sebagai Penghasil Devisa
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan peningkatan kinerja perdagangan sektor ESDM lain, yakni mineral dan batubara (minerba). "Minerba positif, US$ 10 miliar dalam satu semester. Kalau US$ 10 miliar surplus dari minerba, sementara dari migas minus US$ 2,14 miliar. Maka sektor esdm masih menyumbang surplus," kata Arcandra.
(Baca: Pertamina Mampu Tekan Impor Minyak Mentah, Impor BBM Masih Tinggi)
Sementara peran minyak saat ini juga sudah tidak dominan lagi. Mengingat produksi minyak siap jual (lifting) yang semakin lama makin ada penurunan. Berbeda dengan gas yang masih stabil. "Untuk itu kita menyarankan harus holistik, karena ESDM mengurus juga sektor minerba, karena minerba juga suprlus," kata Arcandra.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyinggung, defisit neraca perdagangan periode Januari hingga Mei disebabkan oleh tingginya impor minyak dan gas bumi (migas). Ia pun menyentil kinerja sektor migas, utamanya Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno untuk memperhatikan impor migas yang cukup tinggi.
(Baca: Jonan Copot Djoko Siswanto, Jabatan Dirjen Migas Segera Dilelang)