Minyak Tumpah Capai 40 Ribu Barel, DPR Minta Pertamina Tanggung Jawab
Di tempat yang sama, Direktur Pengolahan Pertamina Toharso mengatakan volume tumpahan minyak sebesar 40 ribu barel masih berupa indikasi. Angka finalnya akan diperoleh setelah hasil investigasi selesai.
Pertamina juga menyatakan sudah berupaya mengatasi tumpahan itu. Selain itu Pertamina mengamankan aspek operasi kilang Balikpapan, tujuannya agar peristiwa ini tidak menghambat proses operasi kilang. "Karena kilang ini memproduksi minyak untuk Indonesia Timur, produksinya cukup banyak, maka ini diamankan agar produksinya tetap jalan,"kata Toharso.
Saat ini kondisi operasi kilang Balikpapan sudah normal. Ini karena Pertamina mendapatkan pasokan minyak melalui pipa 16 inchi yang telah berhasil disambung dari Terminal Tanjung ke Kilang Balikpapan. Selain itu pasokan diambil dari kapal tanker.
Toharso mengatakan selama dua hari setelah kejadian pipa putus terjadi, produksi Kilang Balikpapan sempat turun 70% dari total kapasitas kilang yang mencapai 260 ribu bph. "Hanya dua hari paling pasokan drop, setelah itu normal,"kata dia.
Saat ini Pertamina masih paralel bekerjasama menyelesaikan aspek sosial terhadap dampak tumpahan minyak. Toharso mengaku pihaknya masih mendata jumlah warga yang terdampak dengan bekerjasama dengan pemerintah kota Balikpapan. Setelah data terkumpul, barulah Pertamina membayar kompensasi kepada korban.
Pertamina akan mengganti kompensasi atas tidak berlayarnya nelayan akibat kejadian itu dan kerusakan tambak. Penggantian itu berupa peralatan. “Tahap berikutnya adalah pemulihan lingkungan. Nanti kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Toharso.
(Baca: Pertamina Terancam Sanksi Akibat Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan)
Rapat yang seharusnya hari ini pun akhirnya tidak dilanjutkan karena Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik tidak hadir. DPR mengagendakan rapat tersebut pekan depan dengan mengundang Menteri ESDM Ignasius Jonan.