Efisiensi Tambang Batu Bara, Laba Bukit Asam Naik 123,5%

Image title
12 Maret 2018, 16:07
Tambang Batu Bara
Donang Wahyu | KATADATA

PTBA menargetkan produksi batu bara pada 2018 sebesar 25,54 juta ton atau naik 5,5 persen dari realisasi pada 2017 lalu yang sebesar 24,2 juta ton. Sedangkan penjualan ditargetkan 8 persen menjadi 25,88 juta ton. Komposisinya 53 persen untuk pasar domestik dan 47 persen ekspor.

"Peningkatan target ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batubara medium to high calorie ke premium market seiring dengan semakin membaiknya harga batu bara," ujar Arviyan.

Dia membantah peningkatan porsi ekspor dipengaruhi kebijakan pemerintah mematok harga batu bara untuk pembangkit dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO). Menurutnya, dengan adanya kebijakan ini pun, rata-rata harga batu bara yang dijual PTBA masih tinggi.

(Baca: Kebijakan Harga US$ 70 per Ton Masih Positif Bagi Emiten Batu Bara)

Arviyan menjelaskan hanya 25 persen batu bara PTBA yang dijual dengan harga DMO. Sisanya 75 persen dijual dengan harga normal, sehingga harga rata-rata batu bara yang dijual PTBA sekitar US$ 90 per metrik ton. Harga tersebut lebih tinggi dari rata-rata harga batu bara beberapa tahun lalu.

"HBA (harga batu bara acuan) 2017 itu rata-rata US$ 85 per metrik ton. Jadi, kalau bicara HBA, kalau harga batu bara masih di atas US$ 100 per metrik ton, rata-ratanya masih US$ 90 per metrik ton lebih," ujarnya.

Menurutnya kebijakan pemerintah ini tidak perlu terlalu dicemaskan. Memang sedikit berpengaruh terhadap perusahaan, tapi tidak signifikan. Dia menjelaskan kebijakan ini akan terkompensasi oleh dua hal. Pertama, 75 persen batu bara PTBA dijual dengan harga relatif lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Kedua, PTBA juga menjual batu bara berkalori tinggi yang harganya premium.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...