Tanggung Beban Subsidi, Pertamina dan PLN Minta Setoran Dividen Kecil

Anggita Rezki Amelia
5 September 2017, 19:21
Pertamina
Katadata | Arief Kamaludin

Untuk Solar, selisih yang harus ditanggung sebesar Rp 1.600 per liter dari harga saat ini Rp 5.150 per liter. Sedangkan Premium Rp 600 per liter dari harga jual kini Rp 6.450 per liter.  

PT PLN juga meminta kelonggaran setoran dividen karena labanya tahun ini tertekan akibat kenaikan harga energi primer seperti batu bara. Apalagi, mayoritas pembangkit PLN masih berbasis batubara.

(Baca: Tak Boleh Menaikkan Tarif Listrik, PLN 'Ngadu' ke DPR

Sepanjang semester I 2017, Harga Batubara Acuan (HBA) sebesar US$ 83,55 per metrik ton. Padahal, periode sama tahun sebelumnya hanya US$ 51,85 per metrik ton.

Selain itu, keuangan PLN tertekan akibat harga listrik untuk pelanggan non-subsidi yang tidak naik sejak awal tahun. "Kami mengusulkan tidak menyetor dividen karena tidak diizinkan menaikkan tarif di tengah kenaikan harga energi primer yang terjadi," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Namun untuk memutuskan hal itu, Komisi VI DPR akan mengadakan rapat dengan sejumlah Perusahaan BUMN dan jajaran kementerian BUMN, Jumat pekan ini. Dalam pertemuan tersebut, setiap perusahaan BUMN melampirkan laporan laba bersih selama lima tahun terakhir.

(Baca: Anak Usaha Dominasi 55% Perolehan Laba PLN Tahun Lalu)

Menurut Ketua Komisi VI DPR Teguh Juwarno, adanya lampiran itu agar bisa melihat tren pemberian dividen dari masing-masing perusahaan. Selain itu, ia meminta tiap-tiap perusahaan BUMN juga melampirkan RKAP 2017. "Ini untuk melihat apa betul tercapai target-target dividen yang sudah ditentukan Kementerian BUMN, semoga sebelum rapat Jumat sudah masuk laporannya," kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...