Pertamina Keberatan Harga Hak Kelola Tiung Biru dari Exxon
Permasalahannya, PLN belum sepakat terkait harga jual yang ditawarkan. Menurut Elia, PLN meminta harga US$ 7 per MMBTU, tapi Pertamina mematok harga US$ 8 per MMBTU. Harga penawaran itu sudah termasuk biaya angkut (tol fee) untuk membeli gas dari sumur sampai ke pembangkit milik PLN di Gresik.
“Kami lagi bicara sama dia (PLN) nih," kata dia. (Baca: PLN Tolak Harga Penawaran Gas Tiung Biru dari Pertamina)
Elia sebenarnya juga memaklumi PLN membutuhkan harga gas yang murah. Hal ini agar harga listrik ke masyarakat juga rendah. Namun, di sisi lain Pertamina juga membutuhkan harga yang ekonomis agar Proyek Tiung Biru bisa berjalan.
Jika PLN setuju menyerap 100 mmscfd gas dari Jambaran Tiung Biru, maka sisa produksi gas 72 mmscfd akan dijual oleh Direktorat Gas di Pertamina. Direktorat itu yang akan memutuskan apakah gas tersebut akan diekspor atau dijual di dalam negeri. (Baca: Pemerintah Tolak Permintaan Insentif Proyek Jambaran-Tiung Biru)
Manajemen Exxon belum berkomentar mengenai persoalan harga penawaran hak kelola tersebut. Vice President Public and Goverment Affair ExxonMobil Erwin Maryoto belum merespon pesan Whatsapp dan panggilan telepon dari Katadata, Selasa (6/6).