Jawa Kelebihan Listrik, Jonan Ubah Konsep Proyek Kabel Bawah Laut

Anggita Rezki Amelia
10 April 2017, 19:28
Pembangkit Listrik
Arief Kamaludin|KATADATA

Jika mengacu data tersebut berarti ada tambahan pasokan listrik sebanyak 13 ribu MW di Jawa. Menurut Iwan, tambahan tersebut sudah cukup untuk kebutuhan listrik Jawa hingga beberapa tahun ke depan.  Salah satu pembangkit yang ditunda pembangunannya adalah PLTU Jawa 5 berkapasitas 2 x  1.000 MW. "Kami tata lagi pembangkit yang ditunda, termasuk Jawa 5," kata Iwan.

Selain HVDC, dalam RUPTL tahun ini, beberapa target bauran energi mengalami perubahan, seperti rasio Energi Baru Terbarukan (EBT) naik dari sebelumnya 19,6 persen menjadi 22,5 persen pada 2025. Sementara itu pembangkit batubara di tahun 2025 ditargetkan mencapai 50 persen dari total energi primer, gas bumi sebesar 26 persen, dan BBM sebesar 0,4 persen.

Adapun target pembangunan jumlah pembangkit listrik dalam RUPTL 2017-2026 sebear 125 GW pada 2025. Saat ini pembangkit yang sudah beroperasi berkapasitas sebesar 51.000 MW, diharapkan pada 2019 akan meningkat menjadi 70.000 MW.  (Baca: Jonan Sahkan Rencana Baru Pengadaan Listrik Hingga 2026)

Dalam dokumen RUPTL tahun ini, PLN mengalihkan pembangunan pembangkit PLTU non mulut tambang menjadi PLTU mulut tambang dengan total kapasitas sebesar 7.300 MW. Perinciannya  1.600 MW dibangun di Kalimantan, sementara sisanya di Sumatera.

PLN juga menargetkan pembangunan pembangkit  hingga 2025  mencapai 77 GW/ Sementara transmisi sebesar 67.422 kms dan gardu induk dengan target 164.170 MVA.

Mengutip data PLN, ada beberapa dasar revisi RUPTL 2017-2026. Pertama, Asumsi pertumbuhan ekonomi 2017-2026 lebih rendah, dibandingkan dengan asumsi yang digunakan pada RUPTL 2016-2025  sehingga proyeksi rata-rata penjualan pada RUPTL 2017-2026 adalah 8,3 persen, sedangkan pada RUPTL 2016-2025 adalah 8,6 persen. 

Kedua, program 35 GW tetap berjalan, tapi realisasinya disesuaikan dengan pertumbuhan permintaan listrik di masing-masing sistem. Ketiga, kebijakan untuk memprioritaskan pembangunan PLTU Mulut Tambang dan PLTG di mulut sumur, dalam rangka meningkatkan nilai keekonomian energi primer setempat dan meningkatkan efisiensi penyaluran tenaga listrik.

Keempat, mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi dan desa berlistrik di seluruh wilayah Indonesia terutama di luar Jawa. Caranya melalui program penyediaan pasokan listrik dengan pemakaian EBT di daerah terpencil.

(Baca: Pemerintah Buat Aturan Patokan Tarif Energi Baru Terbarukan)

Kelima, pengembangan pembangkit EBT dalam rangka mencapai bauran energi primer yang optimal pada 2025 sepanjang memenuhi tingkat keekonomian, sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (PP 79/2014). Keenam, peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri pada penyediaan barang dan jasa untuk proyek pembangkit, transmisi dan gardu induk, serta distribusi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...