Penerimaan Migas Turun, Kemenkeu Minta Tekan Cost Recovery

Anggita Rezki Amelia
29 Maret 2017, 19:55
Rig
Katadata

(Baca: Anggaran Cost Recovery Migas Tahun Depan Melonjak 24 Persen)

Direktur eksekutif Reforminer Komaidi Notonegoro mengatakan kebutuhan energi di Indonesia tiap tahun memang meningkat. Saat ini konsumsi minyak masyarakat di Indonesia mencapai 1,6-1,7 juta bph. Sementara produksinya hanya sekitar 800 ribu barel per hari (bph).

Hal itu membuat negara harus menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan asumsi lifting hanya mencapai 850 ribu Bph dan harga minyak sebesar US$ 50 per barel, maka devisa impor BBM yang dibutuhkan rata-rata mencapai US$ 15,51 miliar.

Sementara jika asumsi minyak yang dipakai sebesar US$ 100 per barel,. Maka kebutuhan devisa impornya mencapai US$ 31 miliar.  Ini hampir setara dengan 25-30 persen cadangan devisa sekarang ini. “Kalau tidak hati-hati kepada masalah-masalah sektor hulu migas dampaknya kestabilan makro ekonomi terutama nilai tukar rupiah," ujar dia.

(Baca: Investasi Migas Dunia Mulai Bangkit, di Indonesia Hadapi Kendala)

Sementara itu, Sekretaris IPA Ronald Gunawan mengatakan kebijakan pemerintah juga sangat mempengaruh besarnya cost recovery. Sebagai contoh, jika proses perizinan lama mau tak mau bisa menyebabkan biaya operasi yang dikeluarkan KKKS ikut naik. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...