PLN Terancam Kekurangan Pasokan Gas
Karena itu, pemerintah berencana membuka keran impor gas. Sebagai payung hukumnya, Kementerian ESDM tengah menyiapkan Keputusan Menteri ESDM. Setelah aturan ini jadi, pemerintah baru memikirkan asal negara yang akan memasok gas tersebut. "Sekarang masih diatur, nanti kalau sudah selesai," kata dia.
(Baca: Pemerintah Terbelah Menyikapi Rencana Impor Gas)
Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Chairani Rachmatullah mengatakan, kebutuhan gas alam cair (LNG) untuk pembangkit milik PLN tahun ini mencapai 44 kargo. Perinciannya, 14 kargo untuk pembangkit di Arun-Belawan, 28 kargo pembangkit di Muara Karang, Tanjung Priok, dan dua kargo untuk pembangkit di Bali. "Semua kebutuhan sudah dicukupi pemerintah dengan LNG domestik," kata Chairani kepada Katadata, Jumat (4/11).
Kebutuhan gas tahun depan sebenenarnya hanya 51,18 kargo atau meningkat 14 persen dari kebutuhan LNG tahun ini. Namun, karena ada tambahan tujuh kargo, jumlah alokasi gas tahun depan mencapai 58.32 kargo. (Baca: Kargo Domestik Tak Laku, Kementerian Energi Tolak Impor LNG)
Pada 2018, alokasi gas untuk PLN sebanyak 77,98 kargo. Jumlah ini sudah termasuk tambahan kelebihan kargo sebanyak 21,35 persen untuk cadangan jika terjadi lonjakan konsumsi. Sementara berdasar perhitungan saat ini, kebutuhannya baru 56,63 kargo.