Pertamina Gandeng Chandra Asri Kembangkan Bisnis Petrokimia
Dalam rencana jangka panjang Pertamina hingga 2026 memang disebutkan rencana pembangunan pabrik petrokimia yang diintegrasikan dengan kilang-kilang perusahaan. Saat ini Pertamina telah menghasilkan beberapa produk yang menjadi bahan baku petrokimia.
“Rasanya tepat jika petrokimia menjadi hilirisasi produk kilang-kilang Pertamina. Inilah waktu yang tepat untuk bersinergi karena musuh bersama yaitu bagaimana caranya melawan ketergantungan terhadap impor,” ujarnya.
Pertamina saat ini memiliki proyek pengembangan kilang dengan kemampuan berbasis petrokimia di proyek RDMP Balikpapan, Balongan, Cilacap, dan Dumai. Pertamina berharap pengembangan kilang itu bisa menjadikan produk petrokimia kompetitif dan menjadi pemimpin pasar di Asia.
Di sisi lain, Komisaris PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Agus Salim Pengestu mengaku senang dengan adanya kerja sama dengan Pertamina dalam bisnis petrokimia. Dengan adanya kerja sama itu, dia berharap industri petrokimia di Indonesia semakin maju.
“Setelah ini kami dapat mulai studi kelayakan, selain itu ada banyak opportunity eksplorasi bisnis petrokimia dalam negeri maupun Asia. Kami yakin bahwa potensi kerja sama di antara kedua pihak masih luas. Proyek-proyek dalam HoA ini hanya langkah awal saja," ujar Agus.
Sebelumnya, Pertamina dan Chandra Asri Petrochemical telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada 1 Oktober 2019 untuk menjalin sinergi bisnis petrokimia nasional. Hal itu didasarkan pada tingginya kebutuhan petrokimia di dalam negeri.